BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Magnet adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos
yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Sebuah magnet akan menarik penjepit kertas, paku dan
benda-benda yang terbuat dari besi. Jika magnet digantung dengan benang,
ternyata satu kutub magnet akan menunjuk ke utara. Tidak diketahui dengan pasti
kapan fakta ini ditemukan, tetapi diketahui bahwa orang-orang Cina menggunakannya
sebagai alat bantu navigasi pada abad ke sebelas dan mungkin lebih awal lagi.
Tentu saja, hal ini merupakan prinsip dari kompas. Jarum kompas merupakan
magnet yang ditopang pada pusat gravitasinya sehingga dapat berotasi dengan
bebas. Kutub suatu magnet yang tergantung bebas yang menunjuk ke utara disebut
kutub utara magnet. Kutub lain yang menunjuk ke selatan disebut kutub selatan.
Hal ini merupakan fakta yang telah lama dikenal bahwa jika dua magnet
didekatkan, masing-masing akan memberikan gaya pada yang lainnya. Gaya tersebut
bisa tarik-menarik atau tolak-menolak dan dapat dirasakan bahkan saat
magnet-magnet tersebut tidak bersentuhan. Jika kutub utara suatu magnet
didekatkan ke kutub utara magnet kedua, gaya akan tolak-menolak. Dengan cara yang
sama, jika dua kutub selatan didekatkan, gaya bersifat tolak-menolak. Tetapi
ketika kutub utara didekatkan dengan kutub selatan, gaya akan tarik-menarik
(dalam Giancoli, 2001).
1.2 Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang di atas adapun rumusan masalah
yang dapat kami ajukan:
1.
Apakah
yang dimaksud dengan magnet?
2.
Bagaimana
kutub-kutub magnet batang?
3.
Bagaimana
pengaruh medan magnet terhadap magnet jarum?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat kami ajukan tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan magnet.
2.
Untuk
mengetahui kutub-kutub magnet batang.
3.
Untuk
mengetahui pengaruh medan magnet terhadap magnet jarum.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Bagi
Penulis
Pembuatan
makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi penulis seperti
pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Disamping itu, penulis juga mendapat ilmu untuk memahami dan
menganalisis materi yang ditulis dalam makalah ini. Penulis juga mendapatkan berbagai pengalaman
mengenai teknik penulisan makalah, teknik pengutipan, dan teknik penggabungan
materi dari berbagai sumber.
2.
Bagi
Pembaca
Sebagai pedoman bagi mahasiswa
khususnya calon tenaga pendidikan untuk memahami tentang pengertian magnet. Sebagai
masukan bagi tenaga pendidik mengenai pengertian magnet agar
tidak terjadi kesalahan dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Magnet
Magnet adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos
yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
2.1.1
Jenis-jenis magnet
Pada
saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet.
Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap.
Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan (dalam Kurniawati, 2012). Ada beberapa jenis magnet diantaranya yaitu:
1. Magnet tetap
Magnet tetap (permanen) tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar
untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik). Jenis magnet
tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:
Magnet neodymium merupakan
magnet tetap yang paling kuat. Magnet
neodymium (juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo), merupakan
sejenis magnet tanah jarang, terbuat dari campuran logam neodymium.
Magnet Samarium-Cobalt adalah salah satu dari dua jenis magnet
bumi yang langka, merupakan magnet permanen yang kuat yang terbuat dari paduan
samarium dan kobalt.
Gambar 2. Magnet Samarium-Cobalt.
Ceramic Magnets adalah magnet yang terdiri dari
Strontium Carbonate dan Besi Oksida.
Keunggulan
dari jenis magnet ini adalah daya tahan kekuatan magnetnya yang lama dan tidak
mudah berkarat.
Plastic Magnets adalah magnet yang terbuat dari polimer salah satu
contohnya adalah PANiCNQ. Magnet ini memiliki kegunaan dalam perangkat medis
seperti alat pacu jantung dan implant koklea di mana bahan organic lebih
cendrung biokompatibel daripada rekan logam.
Gambar 4. Plastic Magnets.
Alnico magnet
seperti yang dikenal terdiri dari paduan: Al (aluminium)
Ni (nikel) Co (cobalt). Magnet Alnico digunakan untuk aplikasi yang
melibatkan switching berkecepatan
tinggi dan gerak, getaran, shock, dan tahan
korosi.
2.
Magnet tidak tetap
Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak tetap adalah
magnet buatan dan elektromagnet.
2.1 Elektromagnet
Gambar 6. Elektromagnet.
2.2 Magnet buatan
Magnet buatan meliputi hampir
seluruh magnet yang ada sekarang ini.
Bentuk
magnet buatan antara lain:
a.
Magnet U
Kutub
utara dan selatan magnet U menunjuk ke satu arah.
Gambar 7. Magnet U.
b.
Magnet ladam
Magnet ladam hampir sama dengan
magnet U, yang membedakan hanyalah bentuk dari pada magnet ladam. Kutub utara dan selatan magnet ladam
menunjuk ke satu arah.
Gambar 8. Magnet Ladam.
c.
Magnet Batang
Magnet
batang memiliki dua kutub di ujung-ujungnya. Ketika digantung dengan seutas
benang, magnet batang akan mengarah ke kutub utara dan ke kutub selatan magnet bumi.
Gambar 9. Magnet Batang.
d.
Magnet lingkaran
Magnet lingkaran adalah sebuah magnet yang berbentuk
lingkaran yang sifat kemagnetannya ditunjukkan pada
setiap permukaannya secara menyeluruh.
Jadi bagian Utara-Selatannya ada di seluruh permukaannya.
Gambar 10. Magnet Lingkaran.
Magnet jarum
berbentuk seperti jarum jam, magnet ini biasanya digunakan untuk kompas.
Gambar 11. Magnet Jarum (Kompas).
2.1.2
Sifat-sifat
magnet
Ketika materi ditempatkan dalam medan magnet,
kekuatan magnetik dari bahan yang elektron tersebut akan terpengaruh. Efek ini
dikenal sebagai Hukum Faraday Induksi Magnetik. Namun, bahan dapat bereaksi
sangat berbeda dengan kehadiran medan magnet luar. Reaksi ini tergantung pada
sejumlah faktor, seperti struktur atom dan molekul material, dan medan magnet
bersih terkait dengan atom. Momen magnetik berhubungan dengan atom memiliki
tiga asal-usul. Ini adalah gerakan orbital elektron, perubahan dalam gerak orbit
yang disebabkan oleh medan magnet luar, dan spin dari elektron.
Pada sebagian besar atom, elektron terjadi pada
pasangan. Spin elektron dalam pasangan di arah yang berlawanan. Jadi, ketika
elektron dipasangkan bersama-sama, mereka berputar berlawanan menyebabkan medan
magnet mereka untuk membatalkan satu sama lain. Oleh karena itu, tidak ada
medan magnet bersih. Bergantian, bahan dengan beberapa elektron berpasangan
akan memiliki medan magnet bersih dan akan bereaksi lebih untuk bidang
eksternal. Kebanyakan bahan dapat diklasifikasikan sebagai diamagnetic, atau
feromagnetik paramagnetik.
Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan
dibagi menjadi tiga golongan, yaitu diamagnetik, paramagnetik dan
ferromagnetik.Berikut akan djelaskan tentang ketiga sifat dari kemagnetan.
1.
Diamagnetik.
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis
masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol
menurut Halliday & Resnick (dalam Wenny, 2011). Bahan diamagnetik tidak
mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan
magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya
sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya
berlawanan.
Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron sehingga
semua bahan bersifat diamagnetik karena atomnya mempunyai elektron orbital.
Bahan dapat bersifat magnet apabila susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai
spin elektron yang tidak berpasangan. Dalam bahan diamagnetik hampir semua spin
elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya. Contoh
bahan diamagnetik yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng.
Bahan diagmanetik memiliki negatif, kerentanan lemah untuk medan magnet.
bahan Diamagnetic sedikit ditolak oleh medan magnet dan materi tidak
mempertahankan sifat magnetik ketika bidang eksternal dihapus. Dalam bahan
diamagnetic semua elektron dipasangkan sehingga tidak ada magnet permanen saat
bersih per atom. sifat Diamagnetik timbul dari penataan kembali dari orbit
elektron di bawah pengaruh medan magnet luar. Sebagian besar unsur dalam tabel
periodik, termasuk tembaga, perak, dan emas, adalah diamagnetic.
Diamagnetisme adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet
ketika dikenai medan magnet .Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak.
Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang
cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor yang
memiliki kekuatan magnet yang kuat.
Semua material menunjukkan peristiwa diamagnetik ketika berada dalam medan
magnet. Oleh karena itu, diamagnetik adalah peristiwa yang umum terjadi karena
pasangan elektron , termasuk elektron inti di
atom, selalu menghasilkan peristiwa diamagnetik yang lemah. Namun demikian,
kekuatan magnet material diamagnetik jauh
lebih lemah dibandingkan kekuatan magnet material feromagnetik ataupun paramagnetik . Material yang disebut
diamagnetik umumnya berupa benda yang disebut 'non-magnetik', termasuk di
antaranya air, kayu , senyawa organik seperti
minyak bumi dan beberapa jenis plastik , serta beberapa logam seperti tembaga, merkuri ,emas dan bismut .Superkonduktor adalah contoh
diamagnetik sempurna.
Ciri-ciri dari bahan
diamagnetic adalah:
•
|
Bahan yang resultan medan
magnet atomis masing-masing atom/molekulnya adalah nol.
|
•
|
Jika solenoida dirnasukkan
bahan ini, induksi magnetik yang timbul lebih kecil.
|
•
|
Contoh: Bismuth, tembaga, emas, perak, seng, garam dapur.
|
2.
Paramagnetik.
Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis
masing-masing atom/molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis
total seluruh atom/molekul dalam bahan nol menurut Halliday & Resnick
(dalam Wenny, 2011). Hal ini disebabkan karena gerakan atom/molekul acak,
sehingga resultan medan magnet atomis masing-masing atom saling meniadakan.
Bahan ini jika diberi medan magnet luar, maka elektron-elektronnya akan
berusaha sedemikian rupa sehingga resultan medan magnet atomisnya searah dengan
medan magnet luar. Sifat paramagnetik ditimbulkan oleh momen magnetik spin yang
menjadi terarah oleh medan magnet luar. Pada bahan ini, efek diamagnetik (efek
timbulnya medan magnet yang melawan medan magnet penyebabnya) dapat timbul,
tetapi pengaruhnya sangat kecil.
Contoh bahan paramagnetik: alumunium, magnesium, wolfram dan sebagainya.
Bahan diamagnetik dan paramagnetik mempunyai sifat kemagnetan yang lemah.
Perubahan medan magnet dengan adanya bahan tersebut tidaklah besar apabila
digunakan sebagai pengisi kumparan toroida.
Bahan paramagnetik ada yang positif,
kerentanan kecil untuk medan magnet.. Bahan-bahan ini sedikit tertarik oleh
medan magnet dan materi yang tidak mempertahankan sifat magnetik ketika bidang
eksternal dihapus. sifat paramagnetik adalah karena adanya beberapa elektron
tidak berpasangan, dan dari penataan kembali elektron orbit disebabkan oleh
medan magnet eksternal. bahan paramagnetik termasuk Magnesium, molybdenum,
lithium, dan tantalum
Paramagnetisme adalah suatu bentuk magnetisme yang hanya terjadi
karena adanya medan magnet eksternal. Material paramagnetik tertarik
oleh medan magnet, dan karenanya memiliki permeabilitas magnetis relatif lebih
besar dari satu (atau, dengan kata lain, suseptibilitas magnetik positif).
Meskipun demikian, tidak seperti ferromagnet yang juga tertarik oleh medan
magnet, paramagnet tidak mempertahankan magnetismenya sewaktu medan magnet
eksternal tak lagi diterapkan.
Ciri-ciri dari bahan
paramagnetic adalah:
•
|
Bahan yang
resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya adalah tidak nol.
|
•
|
Jika solenoida dimasuki
bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik yang lebih besar.
|
•
|
Contoh: aluminium, magnesium, wolfram, platina, kayu
|
3.
Ferromagnetik.
Bahan
ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis besar menurut
Halliday & Resnick (dalam Wenny, 2011). Hal ini terutama disebabkan oleh
momen magnetik spin elektron. Pada bahan ferromagnetik banyak spin elektron
yang tidak berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat empat buah spin
elektron yang tidak berpasangan. Masing-masing spin elektron yang tidak
berpasangan ini akan memberikan medan magnetik, sehingga total medan magnetik
yang dihasilkan oleh suatu atom lebih besar.
Medan magnet
dari masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga
interaksi diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian besar atom akan
mensejajarkan diri membentuk kelompok-kelompok.
Kelompok
atom yang mensejajarkan dirinya dalam suatu daerah dinamakan domain. Bahan
feromagnetik sebelum diberi medan magnet luar mempunyai domain yang momen
magnetiknya kuat, tetapi momen magnetik ini mempunyai arah yang berbeda-beda
dari satu domain ke domain yang lain sehingga medan magnet yang dihasilkan tiap
domain saling meniadakan.
Bahan ini
jika diberi medan magnet dari luar, maka domain-domain ini akan mensejajarkan
diri searah dengan medan magnet dari luar. Semakin kuat medan magnetnya semakin
banyak domain-domain yang mensejajarkan dirinya. Akibatnya medan magnet dalam
bahan ferromagnetik akan semakin kuat. Setelah seluruh domain terarahkan,
penambahan medan magnet luar tidak memberi pengaruh apa-apa karena tidak ada
lagi domain yang disearahkan. Keadaan ini dinamakan jenuh atau keadaan
saturasi.
Bahan ferromagnetik ada yang positif,
kerentanan besar untuk medan magnet luar. Mereka menunjukkan daya tarik yang
kuat untuk medan magnet dan mampu mempertahankan sifat magnetik mereka setelah
bidang eksternal telah dihapus bahan. Ferromagnetik memiliki elektron tidak
berpasangan sehingga atom mereka memiliki momen magnet bersih. Mereka
mendapatkan magnet yang kuat sifat mereka karena keberadaan domain magnetik.
Dalam domain ini, sejumlah besar di saat-saat atom (1012 sampai
1015) adalah sejajar paralel sehingga gaya magnet dalam domain
yang kuat. Ketika bahan feromagnetik dalam keadaan unmagnitized, wilayah hampir
secara acak terorganisir dan medan magnet bersih untuk bagian yang secara
keseluruhan adalah nol.. Ketika kekuatan magnetizing diberikan, domain menjadi
selaras untuk menghasilkan medan magnet yang kuat dalam bagian.. Besi, nikel,
dan kobalt adalah contoh bahan feromagnetik.. Komponen dengan materi-materi ini
biasanya diperiksa dengan menggunakan metode partikel magnetik.
Ferromagnetisme
adalah sebuah fenomena dimana sebuah material dapat mengalami magnetisasi
secara spontan, dan merupakan satu dari bentuk kemagnetan yang paling kuat.
Fenomena inilah yang dapat menjelaskan kelakuan magnet yang kita jumpai
sehari-hari. Ferromagnetisme dan ferromagnetisme merupakan dasar untuk
menjelaskan fenomena magnet permanen.
Ciri-ciri bahan ferromagnetic
adalah:
•
|
Bahan yang
mempunyai resultan medan magnetis atomis besar.
|
•
|
Tetap
bersifat magnetik → sangat baik sebagai magnet permanen
|
•
|
Jika
solenoida diisi bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik sangat besar (bisa
ribuan kali). Contoh: besi, baja, besi silikon, nikel, kobalt.
|
2.1.3
Cara membuat
magnet
Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat
dijadikan magnet (dalam Kurniawati, 2012). Benda itu ada
yang mudah dan ada yang sulit
dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat
magnet, tetapi setelah menjadi magnet sifat
kemagnetannya tidak mudah hilang. Oleh karena itu, baja digunakan untuk
membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat magnet, tetapi
jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah
hilang. Oleh karena itu, besi digunakan untuk
membuat magnet sementara.
Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri
magnet-magnet kecil yang disebut magnet elementer. Prinsip membuat magnet
adalah mengubah susunan magnet elementer yang tidak beraturan menjadi searah
dan teratur. Ada tiga cara membuat magnet, yaitu menggosok, induksi, dan arus
listrik:
1.
Membuat Magnet
dengan Cara Menggosok
Besi yang semula tidak
bersifat magnet, dapat dijadikan magnet. Caranya besi
digosok dengan salah satu ujung magnet tetap. Arah gosokan dibuat searah agar
magnet elementer yang terdapat pada besi letaknya
menjadi teratur dan mengarah ke satu
arah.
U
|
S
|
Gambar 12. Membuat magnet dengan cara menggosok.
2.
Membuat Magnet
dengan Cara Induksi
Besi dan baja dapat
dijadikan magnet dengan cara induksi magnet.
Besi dan baja diletakkan di dekat
magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan
baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang
menyebabkan letaknya teratur dan mengarah ke satu
arah. Besi atau baja akan menjadi magnet sehingga dapat menarik serbuk
besi yang berada di dekatnya.
Ujung besi yang berdekatan
dengan kutub magnet batang, akan terbentuk kutub yang
selalu berlawanan dengan kutub magnet penginduksi. Apabila kutub utara magnet
batang berdekatan dengan ujung A besi, maka ujung A besi menjadi kutub selatan
dan ujung B besi menjadi kutub utara atau sebaliknya.
A
B
|
U
U
|
S
|
Gambar 13. Membuat magnet dengan cara induksi.
3.
Membuat Magnet dengan
Cara Arus Listrik
Selain dengan cara
induksi, besi dan baja dapat dijadikan
magnet dengan arus listrik. Besi dan baja dililiti kawat yang dihubungkan
dengan baterai. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan
terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai. Hal ini
menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu
arah. Besi atau baja akan menjadi
magnet dan dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya.
Magnet yang demikian disebut magnet listrik atau electromagnet.
Besi yang berujung A dan B dililiti kawat
berarus listrik. Kutub magnet yang terbentuk bergantung pada arah arus ujung kumparan.
Jika arah arus berlawanan jarum jam maka
ujung besi tersebut menjadi kutub utara. Sebaliknya, jika
arah arus searah putaran jarum jam maka ujung besi
tersebut terbentuk kutub selatan. Dengan
demikian, ujung A kutub utara dan B kutub selatan atau sebaliknya.
B
|
A
|
Gambar 14. Membuat magnet dengan cara arus
listrik
2.1.4
Cara
menyimpan magnet
Setelah kita
dapat membuat magnet tentu saja ingin
menyimpannya. Agar sifat kemagnetan sebuah magnet dapat tahan lama, maka
dalam menyimpan magnet diperlukan angker (sepotong besi) yang dipasang pada
kutub magnet. Pemasangan angker bertujuan untuk mengarahkan magnet elementer
hingga membentuk rantai tertutup. Untuk menyimpan dua buah magnet batang
diperlukan dua angker yang dihubungkan dengan dua kutub magnet yang
berlawanan. Jika berupa magnet U untuk menyimpan diperlukan satu angker
yang dihubungkan pada kedua kutubnya.
Gambar 15. Cara menyimpan
magnet U
2.1.5
Cara
menghilangkan sifat magnet
Sebuah magnet
akan hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan,
dipukul-pukul, dan dialiri arus listrik bolak-balik. Magnet yang
mengalami pemanasan dan pemukulan akan
menyebabkan perubahan susunan
magnet elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet
elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC
menyebabkan arah arus listrik yang selalu berubah-ubah.
Perubahan arah arus listrik memengaruhi letak dan arah
magnet elementer. Apabila letak dan arah magnet elementer berubah, sifat kemagnetannya
hilang.
Gambar 16. Menghilangkan sifat
magnet dengan cara: (a) dipukul, (b) dibakar, dan (c) diberikan arus AC.
2.1.6
Hubungan
Magnet dan Gravitasi
Setiap
butir materi dialam semesta memiliki gaya tarik terhadap materi lain. besarnya
gaya tarik menarik antara dua materi bergantung pada massa materi dan jaraknya.
ini berarti semakin besar massa materi semakin besar gaya gravitasinya dan
semakin kecil jarak antara materi semakin besar pula gaya tarik menariknya. Untuk jarak orbit yang sama,
gravitasi itu bergantung dari massa materi. Kemudian
Newton mengemukakan Hukum Gravitasi Umum yang berbunyi “Setiap partikel di alam
ini menarik setiap partikel lain dengan gaya yang sebanding dengan massa
partikel dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara partikel
tersebut”. Secara
matematis Hukum Gravitasi Newton dinyatakan dengan persamaan:
…………………………………………………………………………(1)
Keterangan:
m1 = massa
benda pertama (kg)
m2 = massa
benda kedua (kg)
r = jarak
antara kedua benda (meter)
G = Konstanta gravitasi
Umum (G = 6,673 x 10-11Nm2/kg2)
F = gaya gravitasi
antara kedua benda (N)
Gaya gravitasi yang bekerja antara antara
dua buah benda merupakan gaya aksi-reaksi.
Gambar
17. Gaya gravitasi (gaya aksi-reaksi).
Benda A menarik benda B dan sebagai reaksinya benda B menarik benda
A. Sesuai dengan hukum III Newton maka kedua gaya tarik ini sama besar tetapi
berlawanan arah.
Konstanta gravitasi pertama kali diukur oleh
Sir Henry Cavendish dengan menggunakan alat yang terdiri dari dua bola kecil
yang bermassa m. Kedua bola tersebut dihubungkan oleh sebatang tongkat kecil
mendatar. Tongkat digantung dengan seutas kawat logam kecil. Dua benda yang
massanya lebih besar didekatkan pada kedua benda. Gaya tarik antara massa besar
dan massa kecil akan memutar tongkat tersebut. Sudut simpangan tongkat diukur
dengan mengukur besarnya sudut simpangan sinar yang dipantulan oleh cermin.
Dengan menentukan sudut simpangan maka
Cavendish mampu menentukan nilai konstanta gravitasi yang besarnya 6,67259 x 10-11
Nm2/kg2
Medan
magnet bumi muncul karena adanya rotasi/spin bumi pada porosnya. rotasi ini
mengakibatkan sebagian materi/partikel partikel penyusun bumi beresonansi
mengikuti spin bumi, sehingga terjadi penyeragaman arah spin partikel partikel
penyusun bumi. penyeragaman spin ini adalah pengutupan gaya dalam arah yang seragam,
jadilah medan magnet.
…………………………………………………………………………..(2)
Persamaan (1) mirip dengan Hukum Coulomb
pada persamaan (2). Perbedaannya adalah besaran yang menjadi ciri kedua gaya
ini berbeda. Kedua persamaan tersebut sama-sama ditentukan oleh suatu konstanta
dan kuadrat jarat antar kedua benda.
2.2 Kutub-kutub Magnet Batang
Magnet selalu memiliki
dua kutub yaitu: kutub utara dan kutub selatan (dalam Giancoli, 2001). Beberapa benda bahkan tertarik
lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai
daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi
yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair
adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Sebuah magnet akan menarik penjepit kertas, paku dan benda-benda yang
terbuat dari besi. Jika magnet digantung dengan benang, ternyata satu kutub
magnet akan menunjuk ke utara. Tidak diketahui dengan pasti kapan fakta ini
ditemukan, tetapi diketahui bahwa orang-orang Cina menggunakannya sebagai alat
bantu navigasi pada abad ke sebelas dan mungkin lebih awal lagi. Tentu saja,
hal ini merupakan prinsip dari kompas. Jarum kompas merupakan magnet yang
ditopang pada pusat gravitasinya sehingga dapat berotasi dengan bebas. Kutub
suatu magnet yang tergantung bebas yang menunjuk ke utara disebut kutub utara
magnet. Kutub lain yang menunjuk ke selatan disebut kutub selatan.
Hal ini merupakan fakta yang telah lama dikenal bahwa
jika dua magnet didekatkan, masing-masing akan memberikan gaya pada yang
lainnya. Gaya tersebut bisa tarik-menarik atau tolak-menolak dan dapat
dirasakan bahkan saat magnet-magnet tersebut tidak bersentuhan. Jika kutub
utara suatu magnet didekatkan ke kutub utara magnet kedua, gaya akan
tolak-menolak. Dengan cara yang sama, jika dua kutub selatan didekatkan, gaya
bersifat tolak-menolak. Tetapi ketika kutub utara didekatkan dengan kutub
selatan, gaya akan tarik-menarik (dalam Giancoli, 2001), hal ini sesuai seerti
gambar di bawah ini:
Gambar
18. (a) Kutub-kutub magnet yang tidak sama akan saling tarik menarik dan (b)
kutub-kutub magnet yang sama saling tolak-menolak.
Kutub magnet dan muatan-muatan listrik, keduanya bukan hal yang sama.
Yang membedakan adalah muatan listrik positif dan negatif dapat dipisah dengan mudah. Sedangkan jika
satu batang magnet dipotong dua, maka salah satu potongan tersebut tidak akan
menghasilkan satu kutub magnet melainkan menghasilkan dua magnet yang baru yang
masing-masing magnet tersebut memiliki dua kutub magnet yaitu kutub utara dan
kutub selatan. Sesuai dengan gambar di bawah ini:
Gambar
19. Satu batang magnet yang di potong menjadi beberapa bagian.
2.3 Pengaruh Medan Magnet terhadap
Kutub Magnet Jarum
Medan magnet adalah
daerah yang ada di sekitar magnet dimana objek-objek magnetik lain dapat
terpengaruh oleh gaya magnetismenya. Benda magnetik selalu mencoba untuk
mengarahkan diri selaras dengan pengaruh medan magnet disekitarnya. Makin kuat
daya magnetisme
yang dimiliki oleh suatu benda, maka makin luas pula cangkupan medan magnetnya.
Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan
yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di
muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu
partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya
sendiri seperti arus listrik,
inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen").
Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik
dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah
seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.
Bumi adalah sebuah
magnet raksasa yang terkuat di bagian kutubnya. Medan magnet bumi yang paling
besar terkumpul di kutub utara dan kutub selatan bumi. Medan magnet bumi
menyimpang jauh di sisi ruang angkasa yang membelakangi matahari. Penyimpangan
tersebut disebabkan oleh adanya angin surya.
Gambar
20. Magnet Bumi.
Seperti jarum bagian tengah benda
ini diletakkan pada suatu penyangga agar dapat bergerak bebas. Jika tidak ada
magnet lain di sekitarnya, ujung-ujung jarum kompas selalu menunjuk kearah utara
dan selatan. Hal ini menunjukan bahwa di setiap tempat dipermukaan bumi
terdapat gaya magnet yang bekerja pada kutub magnet jarum kompas. Adanya gaya
ini berarti, bumi memiliki medan magnet. Medan magnet bumi ditimbulkan oleh
sifat kemagnetan bumi.
Sifat inilah yamg membuat Gilbert
(dalam Mikrajuddin, 2012) mengira ada magnet raksasa di dalam perut bumi.
Namun, sekarang kita tahu bahwa di dalam perut bumi tidak ada magnet raksasa.
Meski demikian, kita juga masih belum tahu secara pasti apa penyebab adanya
medan magnet bumi.
Secara geografis, kutub utara dan
kutub selatan bumi selalu tetap. Kutub-kutub bumi itu didefinisikan sebagai
proses perputaran bumi. Sebaliknya, kutub utara dan kutub selatan megnet bumi
selalu berubah-ubah. Saat ini kutub magnet yang dituju oleh kutub utara jarum
jarum kompas terletak kaurang lebih 1600 km di sebelah selatan kutub utara bumi
datau sekitar 150 dari poros perputaran bumi. Dengan kata lain kutub
magnet bumi tidak tepat berimpit dengan kutub geografis bumi.
Gambar
21. Jarum Kompas.
Karena arah jarum kompas selalu
berimpit dengan arah garis gaya magnet bumi, arah yang dibentuk jarum kompas di
berbagai tempat di permukaan bumi selalu berbeda. Perbedaan tersebut dapat
terjadi pada arah horizontal maupun vertical. Oleh karena itu, kedua macam
sudut yang dibentuk oleh jarum kompas harus diperhitungkan untuk menggambarkan
arah suatu tempat. Para ahli menamakan kedua sudut itu sebagai sudut deklinasi
dan sudut inklinasi.
Jarum Kompas selalu menunjukkan arah utara
dan selatan karena pengaruh gaya tarik magnet bumi. Arah tersebut tidak tepat
utara dan selatan tetapi sedikit menyimpang sehingga membentuk sudut.
Sudut deklinasi yaitu sudut yang dibentuk
dari penyimpangan magnet terhadap arah utara dan selatan geografis.
Gambar
22. Sudut Deklinasi.
Sudut deklinasi ada dua yaitu:
a. Sudut deklinasi positif: jika kutub utara jarum kompas menyimpang ke
arah timur geografis.
b. Sudut deklinasi negatif: jika kutub utara jarum kompas menyimpang ke
arah barat geografis.
Sudut inklinasi yaitu sudut yang dibentuk
dari penyimpangan magnet terhadap arah barat dan timur geografis.
Besarnya sudut inklinasi di setiap tempat
tidak sama. Sudut inklinasi terbesar 90 derajat terletak di dua tempat yaitu
belahan bumi utara dan belahan bumi selatan, sedangkan sudut inklinasi terkecil
0 derajat terletak di khatulistiwa yang disebut aklin.
Gambar
23. Sudut Inklinasi.
Sudut inklinasi ada dua yaitu:
a.
Sudut inklinasi positif: jika
kutub utara jarum kompas menyimpang ke arah utara geografis.
b.
Sudut inklinasi negatif: jika
kutub utara jarum kompas menyimpang ke arah selatan geografis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian data di atas kami dapat simpulkan
bahwasannya:
1.
Magnet adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos
yang berarti batu Magnesian.
2.
Magnet
memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub utara suatu
magnet didekatkan ke kutub utara magnet kedua, gaya akan tolak-menolak. Dengan
cara yang sama, jika dua kutub selatan didekatkan, gaya bersifat tolak-menolak.
Tetapi ketika kutub utara didekatkan dengan kutub selatan, gaya akan
tarik-menarik.
3.
Jika tidak ada magnet lain di sekitar
jarum kompas, ujung-ujung jarum kompas selalu menunjuk kearah utara dan selatan. Hal
ini menunjukan bahwa di setiap tempat dipermukaan bumi terdapat gaya magnet
yang bekerja pada kutub magnet jarum kompas. Adanya gaya ini berarti, bumi
memiliki medan magnet. Medan magnet bumi ditimbulkan oleh sifat kemagnetan
bumi.
3.2 Saran
Melalui
makalah
ini, diharapkan para mahasiswa atau pembaca memahami dan mampu memahami materi tentang magnet dengan baik, cermat dan
benar.
Namun “Tak ada gading yang tak retak”, makalah kami masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah kami. Dan penulis menyarankan kepada pembaca
agar lebih mendalami dan mempelajari terkait dengan materi magnet, karena dengan demikian
sebagai calon guru nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik demi
kemajuan dari peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Duglas C. 2001. Fisika
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Makrajuddin. 2012. “IPA Fisika Jilid 3”. Terdapat dalam http://books.google.co.id/books?id=rUq3yqCBTksC&sitesec=buy&hl=id&source=gbs_vpt_read.
Diunduh pada tanggal 19 April 2014
Kurniawati, Desi. 2012. “Magnet”. Terdapat dalam http://perpustakaantamanilmu.blogspot.com/.
Diunduh pada tanggal 18 April 2014.
Wenny. 2011. “Sifat Kemagnetan Bahan”. Terdapat dalam http://penjagahati-zone.blogspot.com/2011/01/diamagnetic-paramagnetik-dan.html.
Diunduh pada tanggal 1 Mei 2014.
Untuk hasil yang lain bisa dicari di bawah ini:
Untuk hasil yang lain bisa dicari di bawah ini:
IMPLIKASI TEKANAN MENTAL SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN
KONSEP CINTA KASIH DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA
MAGNET
TUHAN HAMPIR DITEMUKAN
TUHAN YANG MAHA ESA
KONSEP CINTA KASIH DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA
MAGNET
TUHAN HAMPIR DITEMUKAN
TUHAN YANG MAHA ESA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar