Rabu, 18 Juni 2014

Penulisan Kutipan dan Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam kegiatan menulis, terlebih menulis karya ilmiah, seseorang penulis kerap menemukan kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Pengetahuan yang minim mengenai hakikat karya ilmiah merupakan salah satu faktor penyebabnya. Selain itu, kendala lain muncul dari ketidakpahaman mengenai masalah teknis penulisan, seperti masalah teknis penulisan kutipan dan daftar pustaka.
Dalam membuat sebuah karya ilmiah, penulis karya ilmiah tentunya akan meramu pendapat dari berbagai ahli untuk menunjang, memperkuat, atau membandingkan pendapat-pendapat yang ada. Proses pemindahan pendapat dari sebuah buku, jurnal atau karya yang lain yang diajukan oleh seseorang kedalam sebuah tulisan inilah yang dinamakan pengutipan. Pengutipan bisa dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk mengetahui dan sebagai pertanggungjawaban atas pengutipan yang dilakukan, seseorang penulis membuat sebuah daftar identitas di mana kutipan tersebut diperoleh. Daftar itu setidaknya membuat nama penulis kutipan, tahun, judul, dan identitas penerbitnya. Daftar identitas inilah yang disebut dengan daftar pustaka.
1.2  Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang dapat kami ajukan sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan kutipan dan bagaimanakah teknik penulisan kutipan?
2.      Apakah yang dimaksud dengan daftar pustaka dan bagaimanakah teknik penulisan daftar pustaka?
3.      Apakah yang dimaksud dengan catatan kaki dan bagaimanakah teknik penulisan catatan kaki?
1.3  Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat kami ajukan tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kutipan dan bagaimana teknik penulisan kutipan.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan daftar pustaka dan bagaimana teknik penulisan daftar pustaka.
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan catatan kaki dan bagaimana teknik penulisan catatan kaki?
1.4  Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagi Penulis
            Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Disamping itu, penulis juga mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis materi yang ditulis dalam makalah ini. Penulis juga mendapatkan berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik pengutipan, dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
2.      Bagi Pembaca
            Sebagai pedoman bagi mahasiswa khususnya calon tenaga pendidikan untuk memehami tentang pengertian dan penulisan kutipan dan daftar pustaka. Sebagai masukan bagi tenaga pendidik mengenai pengertian dan penulisan kutipan dan daftar pustaka agar tidak terjadi kesalahan dalam pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengutipan dalam Karya Ilmiah
            Apabila kita perhatikan makalah atau jenis karya ilmiah yang lain, penulis karya ilmiah tersebut mengemukakan pendapat orang lain yang berasal dari buku ataupun sumber lain seperti artikel, laporan penilaian, dan sebagainya. Pendapat orang lain itu ditandai dengan adanya keterangan dalam tanda kurung, seperti (Prayitno dkk, 2000:14-15). Pendapat orang lain itu memperkuat pendapat yang dikemukakan oleh penulis karya ilmiah tersebut. Pendapat yang dikutip tersebut disebut kutipan. Menurut Dibia dan Dewantara (dalam Prabawa, 2000:185) menyatakan bahwa kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat seseorang pengarang atau ucapan orang terkenal yang terdapat dalam buku, majalah, jurnal, surat kabar, antologi, hasil penelitian, dan penerbit-penerbitan lain. Lebih jauh dari itu, Menurut Dibia dan Dewantara (dalam Prabawa, 2000) menyatakan bahwa tujuan membuat kutipan, yaitu (a) sebagai barang bukti untuk menunjang pendapat penulis, (b) sebagai bahan bukti untuk membedakan dengan pendapat penulis, (c) sebagai bahan bukti untuk perbandingan dengan pendapat penulis, dan (d) sebagai bahan bukti yang disanggah penulis.
            Dimaksudkan dengan kutipan ialah pendapat orang lain yang diambil (dikutip) dan dimaksukan kedalam naskah kita. Kutipan disebut juga sitasi (citation). Mengutip harus sama dengan hasilnya, baik mengenai susunan kalimatnya, kata-katanya, ejaan maupun tanda bacanya. Bahkan juga kesalahan-kasalahan bahasa atau eajaan yang dibuat pengarang aslinya. Kutipan demikian disebut kutipan langsung atau “koutasi” (quotation), ditulis diantara tanda kutip (“….”)(Asy’ari, 1984:75).
Kutipan dibedakan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah kutipan yang langsung mengambil dari sumber asli tanpa mengubah bahasanya. Sementara itu, kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil inti sarinya saja, bahasa yang dituangkan dalam kutipan menggunakan bahasa penulis karya ilmiah itu sendiri (Dibia dan Dewantara, 2013:186).
Untuk memperjelas pemahaman mengenai kutipan langsung dan tak langsung, dapat diperhatikan dalam uraian berikut.

a.      Kutipan Langsung
Kutipan langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli secara utuh atau lengkap baik itu berupa frase atu kalimat. Kutipan langsung dapat dibedakan pula atas :
1.       Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan empat baris (kutipan langsung pendek);
2.      Kutipan langsung yang lebih dari empat baris (kutipan langsung panjang).
Teknik penulisan kutipan langsung pendek :
1.      Kutipan ditulis serangkai dengan teks;
2.      Spasi kutipan menyesuaikan dengan teks ( biasanya 1,5 spasi pada makalah dan proposal, sedangkan 2 spasi pada skripsi ataupun tesis);
3.      Memakai tanda petik dua di awal dan akhir kutipan;
4.      Menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman tempat pengutip; penulis nama pengarang dapat di awal atau di belakang kutipan.
Contoh:
Text Box: …(teks)… King (2007:16) berpendapat bahwa “ berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling mendasar, yang membedakan kita sebagai suatu spesies”. …(teks)…
Atau:
Text Box: …(teks)… “berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling mendasar, yang membedakan kita sebagai suatu spesies” (King, 2007:16). …(teks)…
Teknik penulisan kutipan langsung panjang:
1.      Dipisahkan dari teks;
2.      Spasi dalam kutipan adalah satu spasi;
3.      Dapat menggunakan tanda petik dua atau tidak (opsional) menurut Dibia dan Dewantara (dalam Sofyan, dkk. 2007:83);
4.      Menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman tempat mengutip; penulisan nama pengarang dapat di awal kutipan atau di belakang kutipan.

Contoh:
Text Box: …(teks)… lebih luas dari itu, Tarigan dan Suhenter (1986:23) menyatakan sebagai berikut.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara lebih dari sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara untuk mengomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar.
…(teks)…
Atau:
Text Box: …(teks)… lebih luas dari itu,
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara lebih dari sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara untuk mengomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar (Tarigan dan Suhenter, 1986:23).
…(teks)…
b.      Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli tidak secara utuh. Penulis mengambil intinya atau topiknya saja, lalu dikembangkan dengan pendapat penulis (tak terdapat perbedaan).
Teknik penulisan kutipan tidak langsung:
1.      Kutipan disatukan dengan teks;
2.      Spasi kutipan menyesuaikan dengan teks;
3.      Tanpa adanya tanda petik dua;
4.      Mencantumkan nama belakang pengarang, tahun, dan halaman tempat mengutip.
Contoh:
Text Box: …(teks)… berbicara adalah suatu keterampilan menyampaikan pesan secara lisan (Wendra, 2006:4). …(teks)…
Kutipan tidak langsung bila kutipan bersumber dari kutipan lain
Seorang penulis kadang kala mengutip pendapat ahli dari buku ataupun teks lain karena tidak menemukan sumber asli dari pendapat ahli tersebut. Jika demikian penulis haruslah mengemukakan tempat di mana ia memperoleh kutipan tersebut. Berikut adalah contoh kutipan yang dikutip dari kutipan lain.
Text Box: …(teks)… Thompson (dalam Mudini dan Purba, 2009:18) menyatakan bahwa komunikasi merupakan fitur mendasar dari kehidupan social dan bahasa merupakan komponen utama. …(teks)…
            Adapun beberapa cara menulis kutipan, misalnya menurut koentjaraniningrat, beliau tidak membedakan apakah kutipan itu lebih dari lima baris ataukah kurang, cara menulisnya sama saja, yaitu ditulis diantara dua tanda kutip (“….”) dan berspasi satu (“biasanya dicetak lebih padat dengan huruf yang lebih kecil dari huruf lainnya”)8 (Asy’ari, 1984:75).
Ada pula yang membedakan antara kutipan yang kurang dari lima baris dan yang lima baris atau lebih, dengan cara menulisnya sebagai berikut:
a.       Jika yang dikutip kurang dari lima baris dikutip diantara dua tanda kutip (“….”) dan pada baris yang sama dengan teks dan spasi yang sama pula. Contoh : Dalam suatu karangan ilmiah sering kita jumpai kata sambutan “misalnya dari seorang tokoh masyarakat atau tokoh sarjana yang ternama, yang memberi rekomendasi untuk karangan yang bersangkutan. Kata sambutan semacam itu biasanya dibuat paling depan, padahal halaman sesudah judul”.
b.      Jika yang dikutip lebih dari lima baris banyaknya maka cara menghentikan ada tiga macam yaitu:
1)      Pengetikannya dengan jarak spasi tunggal, dimulai dari empat ketukan dari margin kiri, kecuali alenia baru dimulai tujuh ketukan dari margin kiri, tanpa dimulai dan diakhiri dua tanda kutip (“….”).
2)      Seperti pada angka 1), tapi dengan cara mengosongkan sisi kanan juga empat ketukan ke margin kanan. Dengan demikian kanan – kiri kutipan dikosongkan.
3)      Jika kutipan berupa puisi diatur sedemikian rupa agar terletak di bagian tengah naskah (seimbang bagian kiri dan kanan yang dikosongkan).

Hal yang perlu diperhatikan:
a.       Kalau dalam kutipan ada beberapa bagian yang dihilangkan (tidak dikutip) supaya diberi tanda dengan tanda titik tiga (…).
b.      Jika yang dihilangkan atau tidak dikutip satu atau beberapa kalimat, supaya diberi tanda titik-titik sepanjang satu baris bersajak (………………..).
c.       Bila diperlukan adanya sisipan dari penulis dalam kutipan tersebut, supaya diberi tanda kurung besar [  ].
d.      Tanda petik (“…”) yang ada dalam kalimat-kalimat yang dikutip, supaya diganti dengan tanda petik (‘…’).
e.       Jika ada bagian kalimat atau kata yang dianggap perlu ditekankan oleh pengutip serta perlu digarisbawahi atau dipakai huruf besar (Capital) supaya diberi catatan keterangan di footnote (Catatan Kaki) (diberi bergaris atau Huruf Besar dari pengutip atau penulis).
f.       Setelah selesai setiap kutipan harus diberi nomor kutipan dan letaknya agak ke atas dari teks biasa. Nomor kutipan dapat dilakukan per-halaman, per-Bab, atau per-buku contoh kutipan yang lebih dari lima baris:
Text Box: “Kuotasi sebaiknya hanya dipakai bila:
1. Menguraikan bagian suatu undang-undang, suatu aturan, atau suatu dokumen resmi;
2. Menguraikan suatu rumus ilmu pasti, suatu pernyataan ilmiah atau suatu definisi yang penting;
3. Menguraikan suatu pendirian atau ucapan dari seorang tokoh penting yang mengandung gaya atau istilah-istilah yang amat khas;
4. Menguraikan pendirian dari orang lain yang mengandung arti yang demikian ketat sehingga akan merubah artinya bila kata-katanya dirubah.”9
Contoh kedua.
Text Box: “suatu kuotasi harus dikutip dengan amat tepat kata demi kata, termasuk tanda-tanda kalimat, ciri-ciri ejaan yang khas, bahkan juga kesalahan-kesalahan bahasa atau ejaan yang dibuat pengarang aslinya. Kalau dalam suatu kuotasi itu ada bagian yang tidak penting untuk tujuan uraian dari pengutipan, untuk menyingkat kuotasi, maka bagian-bagian itu dapat dibuang asal diganti dengan suatu ellipses, ialah garis titik kosong. Biasanya tiga titik sudah cukup.”10
g.      Setelah nomor, tidak perlu diberi tanda titik. Nomor harus urut sampai selesai teks, tidak boleh ada nomor yang dihilangkan atau diberi sisipan, misalnya 4a, 4b dan sebagainya.
Teknik Membuat Kutipan
            Kutipan adalah ambil alihan konsep atau pendapat orang lain sebagaimana tertulis dalam karya tulisnya kata demi kata. Kutipan di samping dimaksudkan sebagai penguat atau pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu (Soemanto, 2005:33).
Berikut ini adalah beberapa petunjuk cara melakukan kutipan :
1.      Kutipan yang redaksi/kalimatnya tidak lebih dari tiga baris ketikan, diketik langsung di dalam suatu alenia teks. Untuk membedakan kutipan yang demikian dengan kalimat-kalimat teks, dilakukan pemberian tanda kutip pada ujung awal dan ujung akhir dari kalimat-kalimat kutipan sebagai berikut:
Text Box: “… umpamakan ini adalah kalimat kutipan …”
2.      Kutipan yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikan, dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Diketik mulai dengan garis baru;
b.      Semua bagian kutipan diketik masuk (di-identitaskan) sebanyak 7 (tujuh) pukulan ketikan;
c.       Diketik satu spasi (spasi tunggal);
d.      Tidak mempergunakan tanda kutip;
Sebagai contoh misalnya ini teks dan kemudian penulis membuat kutipan sebagai berikut :
One vital element and good supervision is effective communitication from the bottom up. With the building of our great industrial organizations, we have established highly efficient lines of communication from the top down, but the bigger the organization the more difficult it is to make those lines work both ways, and even in many small organizations we find workers isolated from their supervisors as far as their thoughts and feeling are concerne. And the workers resent such a condition.
3.        Dalam mengutip jangan sampai melakukan perubahan, baik redaksi maupun isi dari apa yang dikutip. Salah ejaan sekalipun tidak boleh dibetulkan oleh penulis yang melakukan pengutipan. Sebagai tanda bahwa penulis mengerti adanya kesalahan dalam materi yang dikutip, cukup dibutuhkan tanda “sic” yang artinya “begitulah”.
Text Box: … umpamakan ini adalah bagaian dari teks di mana terjadi pengutipan untuk menunjukan kesalahan ejaan demikian “…semua itu dimaksudkan oleh kepala sekolah untuk professional grot (sic) bagi guru-guru …” (ini berarti penulis tahu bahwa ada kesalahan ejaan, baik menurut ejaan bahasa Inggris maupun ejaan bahasa Indonesia).
            Ada kekecualian untuk melakukan perubahan yang harus diakui yaitu apabila perubahan dimaksudkan untuk:
a.       Menjaga kesinambungan uraian atau bahasan saja dengan jalan membuang bagian teks karya aslinya dan diganti dengan tiga titik berturut-turut.
Contoh :
Text Box: … umpamakan ini baris teks dimana pengutipan terjadi. Hal ini selaras dengan pengertian yang dikemukakan oleh Cronbach, bahwa sosialisasi adalah persiapan tingkah laku bermasyarakat. Variasi tingkah laku manusia ditentukan oleh “… the society’s religion, its ideas of proper treatment of other people, its economic system and its accumulation knowledge”.
b.      Membuat kesinambungan dengan menambahkan kata atau kata-kata sendiri dalam tanda kurung.
Contoh :
Text Box: … misalkan ini baris teks di mana terjadi pengutipan. “… manusia wiraswasta. (sedangkan dalam uraian terdahulu telah menandaskan) kemalasan bertentangan dengan sifat kewiraswastaan seperti yang …”
c.       Memberi tekanan khusus pada bagian tertentu pada materi kutipan.
Contoh:
Text Box: … misalkan ini baris teks di mana terjadi pengutipan. “Hakikat manusia terletak pada akalnya, karena dengan akalnya itu manusia dapat menemukan kebenaran dan kesalahan”. (garis bawah oleh pengutip).

2.2    Penulisan Daftar Pustaka (Bibliografi)
Dalam penulisan suatu makalah biasanya bagian terakhir dari pada makalah itu sendiri terdapat daftar pustaka. Semua sumber kepustakaan baik berupa buku, majalah, atau surat kabar perlu disusun daftar khusus yang diletakkan pada akhir karangan (Alek dan Achamad, 2011:118-119).
Daftar pustaka adalah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah (misalnya makalah atau skripsi) yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis. Daftar pustaka memilik sejumlah fungsi, seperti (1) menunjukan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan); (2) menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki refrensi atau akomulasi dari karya ilmiah terdahulu; dan (3) merupakan alat kontrol pada landasan teoritis atau tinjauan pustaka (Dibia dan Dewantara, 2013:189).
Daftar pustaka berisi data seperti berikut:
1.      Nama pengarang, dengan nama terakhir diletakkan di bagian depan, dipisahkan tanda koma. Gelar akademik tidak ditulis;
2.      Tahun terbit;
3.      Judul;
4.      Tempat terbit; dan
5.      Nama penerbit.
Contoh:
Penulis satu orang
Text Box: Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. Jakarta: PT Gramedia
Keterangan :
-          Nama penulis dibalik, dipisahkan oleh tanda koma.
Penulis dua orang
Text Box: Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Keterangan:
-          Nama penulis pertama dibalik, dipisahkan oleh tanda koma. Sedangka nama penulis kedua ditulis biasa, tanpa ada pembalikan nama.
Penulis tiga orang atau lebih
Text Box: Isjoni, H., dkk. 2007. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Keterangan :
-          Hanya nama penulis pertama yang dicantumkan. Nama-nama penulis  lainnya diganti dengan et.al atau dkk (dan kawan-kawan).
Terdapat beberapa cara penulisan daftar pustaka sesuai dengan jenis karangannya (buku, artikel, dokumen resmi, dsb). Berikut akan dijelaskan satu per satu teknik-teknik penulisan daftar pustaka tersebut.
Sumber berupa buku
            Teknik penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku menggunakan teknik sebagaimana yang telah dipaparkan peda bagian sebelumnya, baik buku yang ditulis oleh satu orang pengarang atau lebih. Jika pengarangnya memiliki dua buku yang diterbitkan dalam tahun yang sama dengan judul buku yang berbeda, maka teknik yang digunakan adalah dengan menambahkan huruf (a,b) dibelakang tahun terbit buku tersebut menurut Dibia dan Dewantara (dalam Undiksha, 2011:37).
Contoh :
Text Box: Djamarah, Syaiful Bahri. 2002a. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002b. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
            Sumber berupa buku terjemahan memiliki teknik penulisan yang berbeda. Dalam hal ini, nama pengarang yang disebutkan adalah nama pengarang asli, tahun terbitnya adalah tahun terbit naskah terjemahan, ditambahkan kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta judul naskah asli dan tahun terbitnya, terakhir adalah kota penerbit dan penerbit terjemahan.
Contoh:
Text Box: Gadne, Robert M. 1990. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Terjemahan Munadir, disunting oleh Handy Kartawirata. The Conditions of Learning and Theory of Instruction (Fourth Edition). 1977. Jakarta: antar Universitas/IUC (Bank Dunia XVII).
Sumber berupa artikel
            Sebuah artikel bisa terdapat dalam buku kumpulan karangan atau bisa juga dalam jurnal, makalah, bulletin, dan koran. Dalam hal ini, judul artikel ditempatkan di antara tanda petik rangkap (“….”), hurufnya dicetak biasa.
Contoh:
Text Box: Dantes, Nyoman. 2007. “Pengembangan Materi dan Model Pendidikan Multikultur dalam Pembelajaran IPS SMP” (halaman 21-26). Jurnal Pendidikan dan Humaniora. Singaraja: Lembaga Penelitian Undiksha.
Text Box: Lasmawan, wayan dkk. 2009. “Vonis Mati Terhadap Mayat: Rekontruksi Pemakaian Adat Istiadat pada Masyarakat Hindu Bali”. Media Komunikasi Ilmu Sosial, Volume 3, tahun ke XVII (halaman 75-79).
Wibisono, Encep. 2009. “Meretas Nilai-nilai Demokrasi dalam Praktek Pendidikan di Era Otonomi”. Pikiran Rakyat, 21 Januari 2009, halaman 5, kolom 2-6.
            Bentuk sumber yang ditulis mirib dengan artikel ialah makalah. Dalam hal ini, yang perlu ditambahkan pada daftar pustaka makalah adalah nama temu ilmiah di mana makalah itu disajikan dan tanggal penyelenggaraannya.
Contoh:
Text Box: Dantes, Nyoman. 2009. “Penelitian Kuantitatif” (makalah). Disajikan pada Workshop Pelitian Bagi Dosen UNHI Bali, tanggal 23-24 Oktober 2009.
Sumber dari internet
            Untuk sumber dari internet, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut.
Text Box: Estherlydia. 2011. “Hubungan Guru dan Murid”. Dalam http:// hal 022-049 Faktor-faktor Kesulitan Belajar Akuntansi Siswa IPS SMAK BPK PENABUR Sukabumi. Diunduh 4 Januari 2012.
Sumber-sumber lain
            Sumber lain yang dimaksud bisa berupa dokumen resmi, seperti undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, awig-awig desa adat, dan lain-lain. Dalam hal ini kadang-kadang penerbitannya tidak disebutkan atau ada lembaga yang bertanggung jawab menerbitkan, tetapi pasti bukan penulis perorangan. Untuk itu, cara penulisannya dapat dilakukan sebagaimana contoh berikut.
Text Box: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata cara Pengelolaan keuangan Negara. 2009. Jakarta: Kementrian Keuangan RI.
Dirjendikti. 2008. Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bantuan Oprasional Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional RI.
Untuk materi atau sumber yang diambil dari skripsi, tesis, dan atau disertasi, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut.
Text Box: Atmadjah, I Nengah Bawa. 1998. Memudarnya Demokrasi Desa. Disertasi. (tidak diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
            Dimaksudkan dengan daftar Kepustakaan atau daftar Bibliografi biasa pula disebut Bahan Bacaan atau Referensi ialah sumber bahan dalam pembuatan risalah, skripsi, tesis, disertasi atau karangan yang lain. Ini bisa berupa bahan berbagai jenis seperti buku-buku, majalah, surat kabar, ensiklopedia, Undang-undang dan peraturan yang lain (Asy’ari, 1984:87).
Teknik Menyusun Daftar pustaka
            Semua sumber pustaka yang dipakai dalam penulisan skripsi atau karya ilmiah lainnya, baik yang ditunjuk secara eksplisit dalam teks maupun yang tidak secara eksplisit ditunjuk, disusun dalam bentuk daftar pustaka. Setiap karya dicantumkan dalam daftar  semua umum dan lengkap (Soemanto, 2005:35).
            Perbedaan daftar pustaka dengan catatan kaki yaitu :
1.      Kalau catatan kaki menunjuk bagian atau halaman dari sumber pustaka secara khusus, sedangkan daftar pustaka tidak demikian.
2.      Catatan kaki diketik baris pertama masuk tujuh pukulan ketik dan baris-baris selanjutnya dari tepi batas kiri, sedangkan daftar pustaka baris pertama diketik mulai dari tepi dan baris selanjutnya masuk tujuh pukulan ketik.
-          Bentuk catatan kaki
Text Box: 1Wasty Soemanto, Kepemimpinan dalam Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), halaman 17.
-          Bentuk daftar pustaka :
Text Box: Soemanto, Wasty. 1982. Kepemimpinan dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Berikut ini bermacam-macam contoh daftar pustaka berdasarkan variasi/jumlah pengarang.
a.       Sumber pustaka dengan satu pengarang
Text Box: Soemanto, Wasty. 1982. Kepemimpinan dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
b.      Sumber pustaka dengan 2 dan 3 pengarang :
Text Box: Soetopo, Hendyat dan Soemanto. 1984. Kepemimpinan Pendidikan dan Supervisi kehidupan. Jakarta: Bina Aksara.
Austin, David B., Will French, dan John D. Hull. 1966. American High school Administracion ; Policy and practice. London : Holt, Rinehart, dan Wiston.
c.       Sumber pustaka dengan lebih dari tiga pengarang :
Text Box: Patty, F. dkk. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Usaha Nasional.
Sumber pustaka yang lebih dari 3 orang yang berbahasa asing :
Text Box: Morgan, Stanley J. et al. 1957. Basic Thinking elementary of Student Teacher in The Elementary schools. New York: Apleeton-Centuri, Crofts.
d.      Sumber pustaka yang mana editor sebagai pengarang
Text Box: Unggau, Halewy R., (ed.). 1984. Pengelolaan Kelas. Palangka Raya : t. tb.
Catatan :
·           ed.                        = editor
·           e. tb.         = tanpa penerbit/tanpa terbitan
·           t. th.          = tanpa tahun
·           ed.3          = edisi ke tiga
·           3 rd.ed.     = the third edition
·           2 nd.ed.    = the second edition
·           5 th.ed.     = the fifth edition
e.       Salah satu pengarang yang terhimpun dalam satu sumber pustaka :
Text Box: Kingsley, Edward G. t.th.  “How to Guide the Gifted Children” dalam The Moderen Classroom Management, William F. Nodle and Badley C. Ruskley (eds.) Toronto: Mc Graw Hill Book Co.
f.       Lembaga atau institusi sebagai pengarang
Text Box: Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Palangka Raya. 1984. Laporan Tengah Tahunan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun 1984. Palangka Raya: FKIP – Universitas Palangka Raya.
g.      Sumber pustaka tanpa nama pengarang:
Text Box: Anonim. 1965. Petunjuk Menghadapi Tentaman. Surabaya : Percetakan Kartika Windu.
h.      Artikel dari surat kabar:
Text Box: Artikel dalam harian Dinamika Berita, 11 Mei 1988, halaman 3.
i.        Artikel dari majalah:
Text Box: Amri, Kosim H. “Radio sebagai Alat Komunikasi Pembangunan Pedesaan”. Majalah Mahasiswa, Nomor XXI, bulan September 1975, halama 17-31.
j.        Sumber pustaka sekunder:
Text Box: Locke, Houis G. et.al. 1962. Readings for Liberal Education”. New York: Holt, Rinehart dan Winston. Seperti dikutip oleh Wasty Soemanto dan F. X. Suyarno. 1983. Landasan Histori Pendidikan Indonesia. Surabaya: Usaha Nasional.
Catatan kakinya sebagai berikut:
Text Box: 7Locke, Houis G. Readings for Liberal Education”. New York : Holt, Rinehart dan Winston, 1962. Seperti dikutip oleh Wasty Soemanto dan F. X. Suyarno. Landasan Histori Pendidikan Indonesia. (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), halaman 45.
k.      Sumber pustaka yang tidak diterbitkan (misalnya pidato ilmiah, makalah, kertas kerja, skripsi, dan sebagainya):
Text Box: Yunikewati. 1986. Pelaksanaan Retribusi Pasar Untuk Menunjang Pembangunan Daerah di Kota Madya Daerah Tingkat II Palangka Raya. Skripsi Sarjana. Malang: Sekolah Tinggi Ekonomi Jaya Negara Malang.

2.3 Penulisan Catatan Kaki
Catatan Kaki atau Foot note adalah catatan yang dibuat di bagian kaki halaman teks. Ia sebagai penunjuk sumber yang menyatakan darimana suatu kutipan atau kuotasi diambil, disebut juga referensi (Asy’ari, 1984:78).
            Catatan Kaki berguna untuk:
(i)            menyatakan sumber yang asli;
(ii)          menyatakan pendapat;
(iii)        menjelaskan istilah;
(iv)        menunjukan ikhtisar;
(v)          dapat berupa komentar yang dikemukakan dalam teks naskahnya.
Catatan kaki diberi nomor kode urut sesuai dengan nomor kode kutipan atau kuotasi.
Adapun cara pengetikan catatan kaki, dimulai setelah baris terakhir teks naskah diberi batas dengan tanda sepanjang 14 ketukan dari margin kiri () dengan jarak satu spasi ganda atau 1 ½ spasi , atau dengan lain perkataan jarak dari baris terakhir teks dengan catatan kaki sebanyak tiga baris. Angka diketik agak ke atas dari teks biasa dimulai pada tujuh ketukan dimulai dari margin kiri, seperti pada setiap alenia baru.
Yang mesti dicantumkan pada catatan kaki adalah:
(i)                 Nama pengarang (tanpa gelar);
(ii)               Nama buku atau judul karangan yang dikutip, lalu digaris bawahi;
(iii)             Nomor  jilid buku (jika ada);
(iv)             Cetakan (jika ada);
(v)               Nama penerbit;
(vi)             Tempat terbitan dan tahun terbitan; dan
(vii)           Nomor halaman yang dikutip.
Catatan kaki diketik dengan spasi tunggal, baris kedua dan seterusnya dimulai pada margin kiri.
Jarak antar baris dari satu catatan kaki ke nomor berikutnya sama dengan spasi naskah yang dianut (1 ½ spasi atau 2 spasi).
Meskipun pada dasarnya ada persamaan, namun adapula beberapa perbedaan bagaimana cara menuliskan catatan kaki antara sumber dari buku, majalah atau surat kabar, naskah yang tidak dipublikasikan untuk umum atau ensiklopedia. Berikut ini diberikan contoh-contoh cara penulisan catatan kaki dari bebagai sumber yang berbeda, untuk dibuat pedoman, sebagai berikut:
Sumber dari buku,
Text Box: 1Hassan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Cetakan keempat, PT. Pembangunan, Jakarta, 1958, halaman 70.

2Ahmad Ramali, Peraturan-peraturan untuk Memelihara Kesehatan dalam Hukum Syara’Islam, Balai Pustaka, Jakarta, 1951, halaman 157.

3Al-Amir Syakib Arsalan, Limadza taakharal Muslimuna wa Limadza taqaddama Gairuhum, Terjemahan H, Munawar Chalil, Cetakan ketiga, Bulan Bintang, Jakarta, 1967, halaman 127.

4Hamka (H. Abdul MAlik Karim Amrullah), Sejarah Umat Islam, Penerbit Islamyah, Medan, 1951, halaman 45.

5Bell, Wendell, Charles J. Hill, Charles R. Wright, Public Leadership, A. Critical Review with Special Reprence to Adult Education, Chardeler Publishing,  San Francisco, 1961, halaman 117.

6Soedjadmoko et al. editors., An Introduction to Indonesia Histography, Cornell University Press, Ithalic, N. Y., 1965, halaman 97.

7Myron Weiner (ed). Modernization, The Dinamics of Growth, Voice of America Forum Lectures, Camblidge,  1966, halaman 200.
Text Box: 8Yayasan Penyelenggara Penterjemahan/Pentafsiran al-Quraan Departemen Agama RI, Al-Quraan dan Terjemahnya, Yamunu, Jakarta ,1970, halaman 597.
Jika ditelaah dari ketiga contoh di atas terdapat perbedaan, meskipun tidak begitu banyak. Contoh pertama ditulis oleh seorang pengarang, demikian juga contoh kedua, tapi pada yang pertama ‘Buku yang dikutip” adalah Cetakan keempat, sedangkan pada yang kedua tidak ada jilid atau Cetakan keberapa.
Contoh ketiga, ada judul asli, pengarang, dan penerjemahnya. Yang keempat pengarangnya menggunakan nama akronim, lalu dijelaskan nama lengkapnya. Demikian juga jika penulisnya menggunakan nama samaran dan kita tahu nama sebenarnya, harus ditulis lengkap.
Contoh kelima, penulisnya lebih dari seorang, caranya harus ditulis semuanya dengan lengkap, sedangkan yang lain-lain sama.
Contoh keenam, sesudah nama Pengarang/Penulis, ada disebutkan kata’et al. editor’. et al. singkatan “et allie” artinya dengan orang lain. Ini menunjukan Pengarang/Penulisnya lebih dari tiga orang, cukup dituliskan nama pertama saja dan berikutnya kata et al. atau dkk = dan kawan-kawan.
Contoh ketujuh, sesudah nama Pengaraang/Penulis dicantumkan dalam tanda kurung kata “ed”. Singkatan dari “editor” artinya “penyusun”. Ini menunjukan bahwa di dalam buku-buku tersebut ada banyak penulis artikel, itu semua di edit (susun) sistematikanya oleh editor tadi.
Contoh kedelapan, menunjukan bahwa tidak ada nama pengarang tapi ada Badan atau Lembaga yang membuat dan mempunyai hak ciptanya. Nama Badan atau Lembaga itulah sebagai pengganti nama pengarangnya.
Catatan kaki di sini ialah catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, atau keterangan penyusunan mengenai suatu hal yang diuraikan dalam teks. Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis besarnya sama, yaitu secara beruntutan: nama pengarang, koma, judul buku, koma, nomor cetakan, koma, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbit, kurung tutup, koma, halaman yang ditulis dengan cara yang singkat (hlm., p., atau h.) nomor halaman, dan titik (Alek dan Achamad, 2011:119-120).
Contoh :
1.      Alek dan Achamad H.P.,L inguistic Umum, cet. Ke-1, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), hal. 92-97.
2.      Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam al-Qur’an, cet. Ke-2, jilid 2 (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1972), h. 87.
Apabila pengarang suatu buku lebih dari dua orang, hanya disebutkan nama pengarangnya yang pertama dan setelah tanda koma dituliskan singkat et al. (diberi garis bawah atau huruf miring atau huruf tebal). Singkatan itu kepanjangan dari et alia (dengan orang lain).
Apabila dua buah sumber atau lebih pengarangnya sama, jika ingin menyebutkan lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan diikuti dengan nama buku yang dimaksud. Disini menggunakan istilah op. cit ataupun loc. cit.
Teknik-teknik Penunjukan
            Dalam menulis skripsi atau karya ilmiah lainnya, penulisannya sering harus menunjuk karya-karya penulis lain secara khusus mengenai suatu hal yang relevan/menunjang konsep atau persoalan yang ditulis. Berikut ini adalah beberapa cara penunjukan.
a.       Penunjukan dengan catatan kaki
Dalam menunjuk karya dari penulis lain dapat digunakan “catatan kaki”. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan angka latin yang dibutuhkan dengan diangkat setengah spasi pada akhir suku kata di mana penunjukan dimaksud terjadi. Mengenai karya yang ditunjuk di samping dicantumkan dalam daftar kepustakaan juga dicantumkan pada kaki halaman yang kemudian disebut catatan kaki atau “foot note” (Soemanto, 2005:29). Berikut ini adalah contoh penunjukan dengan catatan kaki:
Text Box: … maka profil manusia yang ingin maju tetapi malas, ingin ternama tetapi meminjam keberhasilan orang lain dan ingin cepat kaya tetapi melaluikegiatan manipulasi adalah tidak temasuk kategori manusia wiraswasta sebagaimana diilustrasikan oleh Wasty Soemanto7…

7Wasty Soemanto, Alternatif Pendidikan Wiraswasta Menuju Tinggal Landas Pembangunan (Surabaya : Usaha Nasional. 1982), halaman 57.
            Beberapa ketentuan dalam membuat catatan kaki adalah sebagai berikut:
1.      Catatan kaki dicantumkan di kaki halaman, di baris-baris teks terakhir dipisahkan sebuah garis horizontal sepanjang 20 pukulan ketik dimulai dari pinggir kiri serta pada posisi 2 spasi di bawah baris terakhir teks yang bersangkutan.
2.      Nomor catatan kaki diketik di bawah garis pemisah terangkat ½ spasi dengan diidentasikan sebanyak 7 pukulan ketik, dan catatan kakinya segera pada posisi ½ spasi turun dari posisi nomornya.
3.      Catatan kaki yang terdiri dari dua baris atau lebih baris kedua dan seterusnya diketik dari pinggir kiri (tidak di-identitaskan), pengetikan dengan spasi tunggal.
4.      Apabila suatu halaman terdapat lebih dari satu catatan kaki maka jarak antar catatan kaki adalah 1,5 atau 2 spasi.
5.      Penomoran urut untuk setiap catatan kaki adalah per bab, artinya setiap ganti bab nomor urut catatan kaki mulai dengan nomor urut 1 begitu seterusnya.
6.      Apabila menunjuk karya yang sama dari halaman yang sama secara berulang tanpa diselingi penunjuk karya yang lain, dipakai perkataan Ibid.
Contoh :
Text Box: …misalnya ini baris akhir satu teks ...

8Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Usaha Bina Aksara, 1986), halaman 36.
9Ibid. halaman 57.
Catatan : Ibid singkatan dari “ibidem” yang berarti ditempat yang sama.
7.      Penunjukan atas karya yang sama pada halaman yang sama tetapi sudah diselingi oleh penunjuk karya yang lainnya, dipergunakan singkatan perkataan loc. cit yaitu singkatan dari “locus citato” yang artinya di tempat yang telah disebut. Dalam menggunakan loc. cit. nomor halaman karya yang ditunjuk tidak usah disebut lagi. Perhatikan contoh sebagai berikut :
Text Box: … misalnya ini baris akhir satu teks …

10Edward W. Minium, Statistical Resoning in Psychology and Aducation  (New York : John Wiley dan Sons, Inc., 1986), halaman 341.
11Wasty Soemanto, loc. cit.  (artinya menunjuk karya Wasty Soemanto pada penunjukan sebelumnya pada halaman 57).
8.      Dalam menunjuk karya yang sama tetapi halaman yang lain sesudah diselingi oleh penunjuk karya lain dipergunakan perkataan op. cit. (singkatan dari opere citato yang artinya di dalam karangan yang baru disebut). Perhatikan contoh berikut :
Text Box: 12Edward W. Minium, op. cit. halaman 28.
(menunjukan karya Edward W. Minium yang telah ditunjuk pada penunjukan no. 10 halaman 28).
9.      Apabila penulis bermaksud agar pembaca membandingkan apa yang dikemukakan dengan pendapat pengarang lain, dipergunakan singkat cf. (confer yang artinya bandingkan). Periksa contoh berikut :
Text Box: 13Cf. Toole, Elementary Practical Statistics (London : The Macmillan Co., 1964), halaman 49.
(artinya bandingkan dengan pendapat Toole dalam bukunya “Elementary Practical Statistics” dan seterusnya, pada halaman 49).
10.  Dalam menunjuk karya terjemahan, yang mula-mula dicantumkan adalah nama pengarang dan judul karya aslinya baru kemudian penerjemahnya. Contoh :
Text Box: 14Neagley & Evans, Hanbook for Efective Supervision of Instruction, diterjemahkan oleh Wasty Soemamnto (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), halaman 16.
11.   Di dalam teks, gelar-gelar kesarjanaan seperti : Prof., Dr., Drs., SH., MA., Msc., MPD., SU., dan sebagainya boleh dipergunakan tetapi dalam catatan kaki tidak usah dicantumkan.
12.  Ada catatan yang bukan penunjuk suatu karya, melainkan keterangan pelengkap untuk suatu konsep, umpamanya:
Text Box: … superintendent sebagai petugas pelaksana dari Dewan pendidikan melaksanakan tugas administraktif dalam rangka memajukan system sekolah15 …

15sistem sekolah yang dimaksudkan di sini bukannya system atau cara pengajaran, melainkan sejenis kesatuan atau rayon sekolah-sekolah pada suatu daerah atau wilayah. Di Amerika Serikat rayon sekolah ini Lazim disebut “school system”.
b.      penunjukan dengan nomor urut daftar pustaka
penunjukan suatu karya dapat dilakukan dengan jalan menghubungkannya dengan daftar pustaka. Adapun menyebutnya yaitu sebagai berikut:
1)      Tatkala masih menyusun konsep penulisan atau teks, tiap penunjukan diberi tanda sementara misalnya sebagai berikut : ( : 65). Ini artinya menunuk suatu karya pada halaman 65, sedangkan nomor urut daftar pustaka belum disusun.
2)      Menyusun daftar pustaka secara alfabetis, sekalius nomor-nomor urut setiap karya pustaka.
3)      Tiap penunjukan kepada sumber pustaka dalam teks dilakukan dengan mencantumkan nomor urut dari sumber yang ditunjuk dalam daftar putaka beserta dengan nomor halamannya. Umpamanya penulis menunjuk karya Wasty Soemanto, pengantar psikologi terbitan tahun 1987 yang kebetulan dalam daftar pustaka adalah nomor urut 25 dan yang ditunjuk adalah halaman 4, maka penunjuk dilangsungkan sebagai berikut :
Text Box: “… apabila nyawa ibarat titipaan yang terkandung dalam kehidupan jasad, sukma ibarat pemberian asli yang tidak tergantung pada kehidupan jasad dan berfungsi  membeli kepentingan hidup pribadi/individu” (25:4).
c.      Penunjukan dengan nama pengarang
            Nama pengarang atau penulis karya dapat dipakai untuk penunjukan. Dalam penunjukan dengan cara ini, pencantuman dengan cara pengarang/penulis karya dilengkapi dengan informasi tentang tahun informasi tentang tahun karya dimaksud barulah kemudian dibutuhkan nomor halaman yang ditunjuk. Contoh mengenai hal ini misalnya (Hendyat Soetopo, 1984: 84-97) yang berarti menunjuk karya Hendyat Soetopo tahun 1984 pada halaman 84-97, dan karya ini tercantum dalam daftar pustaka.

2.4 Latihan Soal
Identitas buku:
Judul               : Strategi: Konsep dan Aplikasinya
Penulis             : Prof. Dr. Marimin Yamis, M.Hum., Prof. Dr. Iskandar maeru, M. Hum., Dr Wasid Asak, M.Si.
Diterbitka oleh CV Angkasa
Jalan Sawo Raya No. 18
Jakarta 13220
Cetakan pertama, Juni 2011
Text Box: ……………………………………………………………………………………………..
 Kesulitan belajar merupakan kumpulan gangguan yang bervariasi manifestasinya. Berupa kesulitan dalam memperolah dan menggunakan kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis, berpikir, dan berhitung. Dalam praktek sering dijumpai kesulitan belajar pada bidang yang satu bisa saja berhubungan dengan bidang yang lainnya. Masalah kesulitan belajar tidak hanya dijumpai pada siswa di daerah pedesaan saja, masalah ini juga sering dijumpai pada siswa yang mengenyam pendidikan di daerah perkotaan. Hal ini menandakan bahwa fasilitas yang lengkap tidak menjamin akan terhindar dari masalah belajar.
……………………………………………………………………………………………..
Apabila kita ingin membuat kutipan langsung pendek untuk memperoleh materi mengenai definisi kesulitan belajar, bagaimanakah kita melakukannya dan bagaimanakah kita membuat daftar pustakanya serta bagaimanakah kita membuat catatan kakinya?
Jawaban:
Penulisan kutipan langsung pendek
Text Box: …(teks)… Yamis, dkk. (2011:1) berpendapat bahwa “Kesulitan belajar merupakan kumpulan gangguan yang bervariasi manifestasinya”. …(teks)…
Atau:
Text Box: …(teks)… “Kesulitan belajar merupakan kumpulan gangguan yang bervariasi manifestasinya” (Yamis, dkk., 2007:1). …(teks)…
Penulisan daftar pustaka
Text Box: Yamis, Marimin, dkk. 2011. Strategi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: CV Angkasa.
Penulisan catatan kaki menurut:
a)      S. Imam Asy’ari yaitu sebagai berikut:
Text Box: …………………………………………………………………………………………
 Kesulitan belajar merupakan kumpulan gangguan yang bervariasi manifestasinya. Berupa kesulitan dalam memperolah dan menggunakan kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis, berpikir, dan berhitung. Dalam praktek sering dijumpai kesulitan belajar pada bidang yang satu bisa saja berubungan denga biidang yang lainnya. …(teks)…
…………………………………………………………………………………………

1Marimin yamis, Iskandar Maeru, dan Wasid Asak, Strategi: konsep dan Aplikasinya (Jakarta : CV Angkasa. 2011), halaman 1.
b)      Alek dan H. Achmad H.P. yaitu sebagai berikut:
Text Box: …………………………………………………………………………………………
 Kesulitan belajar merupakan kumpulan gangguan yang bervariasi manifestasinya. Berupa kesulitan dalam memperolah dan menggunakan kemampuan mendengar, berbicara, membaca, menulis, berpikir, dan berhitung. Dalam praktek sering dijumpai kesulitan belajar pada bidang yang satu bisa saja berubungan denga biidang yang lainnya. …(teks)…
…………………………………………………………………………………………

1Marimin yamis, dkk., Strategi: konsep dan Aplikasinya (Jakarta : CV Angkasa. 2011), halaman 1.

BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Dari uraian data di atas kami dapat simpulkan bahwasannya:
1.      Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat seseorang pengarang atau ucapan orang terkenal yang terdapat dalam buku, majalah, jurnal, surat kabar, antologi, hasil penelitian, dan penerbit-penerbitan lain.
2.      Daftar pustaka adalah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah (misalnya makalah atau skripsi) yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis.
3.      Catatan kaki adalah catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, atau keterangan penyusunan mengenai suatu hal yang diuraikan dalam teks.

3.2  Saran
                Melalui makalah ini, diharapkan para mahasiswa atau pembaca memahami dan mampu membuat kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki dengan baik, cermat dan benar. Namun “Tak ada gading yang tak retak”, makalah kami masih jauh dari sempurna. Untuk itu, mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah kami. Dan penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih mendalami dan mempelajari terkait dengan materi penulisan kutipan dan daftar pustaka, karena dengan demikian sebagai calon guru nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik demi kemajuan dari peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA
Alek dan H. Achmad H.P. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
Asy’ary, S. Imam. 1984. Petunjuk Teknis Menulis Naskah Ilmiah. Surabaya : Usaha Nasional.
Dibia, I Ketut dan I Putu Mas Dewantara. 2013. Bahasa Indonesia Keilmuan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Soemanto, Wasty. 2005. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar