BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam kegiatan menulis,
terlebih menulis karya ilmiah, seseorang penulis kerap menemukan
kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Pengetahuan yang minim mengenai hakikat
karya ilmiah merupakan salah satu faktor penyebabnya. Selain itu, kendala lain
muncul dari ketidakpahaman mengenai masalah teknis penulisan, seperti masalah
teknis penulisan kutipan dan daftar pustaka.
Dalam membuat sebuah karya
ilmiah, penulis karya ilmiah tentunya akan meramu pendapat dari berbagai ahli
untuk menunjang, memperkuat, atau membandingkan pendapat-pendapat yang ada.
Proses pemindahan pendapat dari sebuah buku, jurnal atau karya yang lain yang
diajukan oleh seseorang kedalam sebuah tulisan inilah yang dinamakan
pengutipan. Pengutipan bisa dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
Untuk mengetahui dan sebagai pertanggungjawaban atas pengutipan yang dilakukan,
seseorang penulis membuat sebuah daftar identitas di mana kutipan tersebut
diperoleh. Daftar itu setidaknya membuat nama penulis kutipan, tahun, judul,
dan identitas penerbitnya. Daftar identitas inilah yang disebut dengan daftar
pustaka.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang di atas adapun rumusan masalah
yang dapat kami ajukan sebagai berikut:
1.
Apakah
yang dimaksud dengan kutipan dan bagaimanakah teknik penulisan kutipan?
2.
Apakah
yang dimaksud dengan daftar pustaka dan bagaimanakah teknik penulisan daftar
pustaka?
3.
Apakah
yang dimaksud dengan catatan kaki dan bagaimanakah teknik penulisan catatan
kaki?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat kami ajukan tujuan
sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan kutipan dan bagaimana teknik penulisan
kutipan.
2.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan daftar pustaka dan bagaimana teknik
penulisan daftar pustaka.
3.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan catatan kaki dan bagaimana teknik penulisan
catatan kaki?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah
memberikan berbagai pengalaman bagi penulis seperti pengalaman untuk
mengumpulkan bahan. Disamping
itu, penulis juga mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis materi yang
ditulis dalam makalah ini. Penulis
juga mendapatkan berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik
pengutipan, dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
2.
Bagi
Pembaca
Sebagai
pedoman bagi mahasiswa khususnya calon tenaga pendidikan untuk memehami tentang
pengertian dan penulisan
kutipan dan daftar pustaka. Sebagai
masukan bagi tenaga pendidik mengenai pengertian dan penulisan kutipan dan daftar pustaka
agar
tidak terjadi kesalahan dalam pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengutipan dalam Karya Ilmiah
Apabila
kita perhatikan makalah atau jenis karya ilmiah yang lain, penulis karya ilmiah
tersebut mengemukakan pendapat orang lain yang berasal dari buku ataupun sumber
lain seperti artikel, laporan penilaian, dan sebagainya. Pendapat orang lain
itu ditandai dengan adanya keterangan dalam tanda kurung, seperti (Prayitno dkk, 2000:14-15). Pendapat orang lain itu
memperkuat pendapat yang dikemukakan oleh penulis karya ilmiah tersebut.
Pendapat yang dikutip tersebut disebut kutipan. Menurut Dibia dan Dewantara
(dalam Prabawa, 2000:185) menyatakan bahwa kutipan adalah pinjaman kalimat atau
pendapat seseorang pengarang atau ucapan orang terkenal yang terdapat dalam
buku, majalah, jurnal, surat kabar, antologi, hasil penelitian, dan
penerbit-penerbitan lain. Lebih jauh dari itu, Menurut Dibia dan Dewantara (dalam
Prabawa, 2000) menyatakan bahwa tujuan membuat kutipan, yaitu (a) sebagai
barang bukti untuk menunjang pendapat penulis, (b) sebagai bahan bukti untuk
membedakan dengan pendapat penulis, (c) sebagai bahan bukti untuk perbandingan
dengan pendapat penulis, dan (d) sebagai bahan bukti yang disanggah penulis.
Dimaksudkan
dengan kutipan ialah pendapat orang lain yang diambil (dikutip) dan dimaksukan
kedalam naskah kita. Kutipan disebut juga sitasi (citation). Mengutip harus
sama dengan hasilnya, baik mengenai susunan kalimatnya, kata-katanya, ejaan maupun
tanda bacanya. Bahkan juga kesalahan-kasalahan bahasa atau eajaan yang dibuat
pengarang aslinya. Kutipan demikian disebut kutipan langsung atau “koutasi”
(quotation), ditulis diantara tanda kutip (“….”)(Asy’ari, 1984:75).
Kutipan dibedakan antara
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah kutipan
yang langsung mengambil dari sumber asli tanpa mengubah bahasanya. Sementara
itu, kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil inti sarinya
saja, bahasa yang dituangkan dalam kutipan menggunakan bahasa penulis karya
ilmiah itu sendiri (Dibia dan Dewantara, 2013:186).
Untuk memperjelas pemahaman mengenai kutipan langsung
dan tak langsung, dapat diperhatikan dalam uraian berikut.
a. Kutipan
Langsung
Kutipan langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli secara utuh
atau lengkap baik itu berupa frase atu kalimat. Kutipan langsung dapat
dibedakan pula atas :
1.
Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan
empat baris (kutipan langsung pendek);
2.
Kutipan
langsung yang lebih dari empat baris (kutipan langsung panjang).
Teknik penulisan kutipan
langsung pendek :
1.
Kutipan
ditulis serangkai dengan teks;
2.
Spasi
kutipan menyesuaikan dengan teks ( biasanya 1,5 spasi pada makalah dan
proposal, sedangkan 2 spasi pada skripsi ataupun tesis);
3.
Memakai
tanda petik dua di awal dan akhir kutipan;
4.
Menuliskan
nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman tempat pengutip; penulis
nama pengarang dapat di awal atau di belakang kutipan.
Contoh:
Atau:
Teknik penulisan kutipan
langsung panjang:
1.
Dipisahkan
dari teks;
2.
Spasi
dalam kutipan adalah satu spasi;
3.
Dapat
menggunakan tanda petik dua atau tidak (opsional) menurut Dibia dan Dewantara
(dalam Sofyan, dkk. 2007:83);
4.
Menuliskan
nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman tempat mengutip; penulisan
nama pengarang dapat di awal kutipan atau di belakang kutipan.
Contoh:
Atau:
b. Kutipan
tidak langsung
Kutipan tidak langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli tidak
secara utuh. Penulis mengambil intinya atau topiknya saja, lalu dikembangkan
dengan pendapat penulis (tak terdapat perbedaan).
Teknik penulisan kutipan tidak langsung:
1.
Kutipan
disatukan dengan teks;
2.
Spasi
kutipan menyesuaikan dengan teks;
3.
Tanpa
adanya tanda petik dua;
4.
Mencantumkan
nama belakang pengarang, tahun, dan halaman tempat mengutip.
Contoh:
Kutipan tidak langsung bila
kutipan bersumber dari kutipan lain
Seorang penulis kadang kala
mengutip pendapat ahli dari buku ataupun teks lain karena tidak menemukan
sumber asli dari pendapat ahli tersebut. Jika demikian penulis haruslah
mengemukakan tempat di mana ia memperoleh kutipan tersebut. Berikut adalah
contoh kutipan yang dikutip dari kutipan lain.
Adapun
beberapa cara menulis kutipan, misalnya menurut koentjaraniningrat, beliau
tidak membedakan apakah kutipan itu lebih dari lima baris ataukah kurang, cara
menulisnya sama saja, yaitu ditulis diantara dua tanda kutip (“….”) dan
berspasi satu (“biasanya dicetak lebih padat dengan huruf yang lebih kecil dari
huruf lainnya”)8 (Asy’ari, 1984:75).
Ada pula yang membedakan
antara kutipan yang kurang dari lima baris dan yang lima baris atau lebih,
dengan cara menulisnya sebagai berikut:
a.
Jika
yang dikutip kurang dari lima baris dikutip diantara dua tanda kutip (“….”) dan
pada baris yang sama dengan teks dan spasi yang sama pula. Contoh : Dalam suatu
karangan ilmiah sering kita jumpai kata sambutan “misalnya dari seorang tokoh
masyarakat atau tokoh sarjana yang ternama, yang memberi rekomendasi untuk
karangan yang bersangkutan. Kata sambutan semacam itu biasanya dibuat paling
depan, padahal halaman sesudah judul”.
b.
Jika
yang dikutip lebih dari lima baris banyaknya maka cara menghentikan ada tiga
macam yaitu:
1)
Pengetikannya
dengan jarak spasi tunggal, dimulai dari empat ketukan dari margin kiri,
kecuali alenia baru dimulai tujuh ketukan dari margin kiri, tanpa dimulai dan
diakhiri dua tanda kutip (“….”).
2)
Seperti
pada angka 1), tapi dengan cara mengosongkan sisi kanan juga empat ketukan ke
margin kanan. Dengan demikian kanan – kiri kutipan dikosongkan.
3)
Jika
kutipan berupa puisi diatur sedemikian rupa agar terletak di bagian tengah
naskah (seimbang bagian kiri dan kanan yang dikosongkan).
Hal yang perlu diperhatikan:
a.
Kalau
dalam kutipan ada beberapa bagian yang dihilangkan (tidak dikutip) supaya
diberi tanda dengan tanda titik tiga (…).
b.
Jika
yang dihilangkan atau tidak dikutip satu atau beberapa kalimat, supaya diberi
tanda titik-titik sepanjang satu baris bersajak (………………..).
c.
Bila
diperlukan adanya sisipan dari penulis dalam kutipan tersebut, supaya diberi tanda
kurung besar [ ].
d.
Tanda
petik (“…”) yang ada dalam kalimat-kalimat yang dikutip, supaya diganti dengan
tanda petik (‘…’).
e.
Jika
ada bagian kalimat atau kata yang dianggap perlu ditekankan oleh pengutip serta
perlu digarisbawahi atau dipakai huruf besar (Capital) supaya diberi catatan
keterangan di footnote (Catatan Kaki) (diberi bergaris atau Huruf Besar dari
pengutip atau penulis).
f.
Setelah
selesai setiap kutipan harus diberi nomor kutipan dan letaknya agak ke atas
dari teks biasa. Nomor kutipan dapat dilakukan per-halaman, per-Bab, atau
per-buku contoh kutipan yang lebih dari lima baris:
Contoh kedua.
g.
Setelah
nomor, tidak perlu diberi tanda titik. Nomor harus urut sampai selesai teks,
tidak boleh ada nomor yang dihilangkan atau diberi sisipan, misalnya 4a, 4b dan
sebagainya.
Teknik Membuat Kutipan
Kutipan
adalah ambil alihan konsep atau pendapat orang lain sebagaimana tertulis dalam
karya tulisnya kata demi kata. Kutipan di samping dimaksudkan sebagai penguat
atau pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti
penting dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu (Soemanto,
2005:33).
Berikut ini adalah beberapa
petunjuk cara melakukan kutipan :
1.
Kutipan
yang redaksi/kalimatnya tidak lebih dari tiga baris ketikan, diketik langsung
di dalam suatu alenia teks. Untuk membedakan kutipan yang demikian dengan
kalimat-kalimat teks, dilakukan pemberian tanda kutip pada ujung awal dan ujung
akhir dari kalimat-kalimat kutipan sebagai berikut:
2.
Kutipan
yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikan, dibuat dengan ketentuan sebagai
berikut :
a.
Diketik
mulai dengan garis baru;
b.
Semua
bagian kutipan diketik masuk (di-identitaskan) sebanyak 7 (tujuh) pukulan
ketikan;
c.
Diketik
satu spasi (spasi tunggal);
d.
Tidak
mempergunakan tanda kutip;
Sebagai contoh misalnya ini
teks dan kemudian penulis membuat kutipan sebagai berikut :
One vital element and good
supervision is effective communitication from the bottom up. With the building
of our great industrial organizations, we have established highly efficient
lines of communication from the top down, but the bigger the organization the
more difficult it is to make those lines work both ways, and even in many small
organizations we find workers isolated from their supervisors as far as their
thoughts and feeling are concerne. And the workers resent such a condition.
3.
Dalam
mengutip jangan sampai melakukan perubahan, baik redaksi maupun isi dari apa
yang dikutip. Salah ejaan sekalipun tidak boleh dibetulkan oleh penulis yang
melakukan pengutipan. Sebagai tanda bahwa penulis mengerti adanya kesalahan
dalam materi yang dikutip, cukup dibutuhkan tanda “sic” yang artinya “begitulah”.
Ada
kekecualian untuk melakukan perubahan yang harus diakui yaitu apabila perubahan
dimaksudkan untuk:
a.
Menjaga
kesinambungan uraian atau bahasan saja dengan jalan membuang bagian teks karya
aslinya dan diganti dengan tiga titik berturut-turut.
Contoh :
b.
Membuat
kesinambungan dengan menambahkan kata atau kata-kata sendiri dalam tanda
kurung.
Contoh :
c.
Memberi
tekanan khusus pada bagian tertentu pada materi kutipan.
Contoh:
2.2 Penulisan
Daftar Pustaka (Bibliografi)
Dalam penulisan suatu
makalah biasanya bagian terakhir dari pada makalah itu sendiri terdapat daftar
pustaka. Semua sumber kepustakaan baik berupa buku, majalah, atau surat kabar
perlu disusun daftar khusus yang diletakkan pada akhir karangan (Alek dan
Achamad, 2011:118-119).
Daftar pustaka adalah daftar
atau senarai yang ada dalam karya ilmiah (misalnya makalah atau skripsi) yang
berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis. Daftar
pustaka memilik sejumlah fungsi, seperti (1) menunjukan bahwa tulisan itu
ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan); (2) menginformasikan bahwa karya ilmiah itu
(penelitian) memiliki refrensi atau akomulasi dari karya ilmiah terdahulu; dan
(3) merupakan alat kontrol pada landasan teoritis atau tinjauan pustaka (Dibia
dan Dewantara, 2013:189).
Daftar pustaka berisi data
seperti berikut:
1.
Nama
pengarang, dengan nama terakhir diletakkan di bagian depan, dipisahkan tanda
koma. Gelar akademik tidak ditulis;
2.
Tahun
terbit;
3.
Judul;
4.
Tempat
terbit; dan
5.
Nama
penerbit.
Contoh:
Penulis satu orang
Keterangan :
-
Nama
penulis dibalik, dipisahkan oleh tanda koma.
Penulis dua orang
Keterangan:
-
Nama
penulis pertama dibalik, dipisahkan oleh tanda koma. Sedangka nama penulis
kedua ditulis biasa, tanpa ada pembalikan nama.
Penulis tiga orang atau
lebih
Keterangan :
-
Hanya
nama penulis pertama yang dicantumkan. Nama-nama penulis lainnya diganti dengan et.al atau dkk (dan
kawan-kawan).
Terdapat beberapa cara
penulisan daftar pustaka sesuai dengan jenis karangannya (buku, artikel,
dokumen resmi, dsb). Berikut akan dijelaskan satu per satu teknik-teknik
penulisan daftar pustaka tersebut.
Sumber berupa buku
Teknik
penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku menggunakan teknik
sebagaimana yang telah dipaparkan peda bagian sebelumnya, baik buku yang
ditulis oleh satu orang pengarang atau lebih. Jika pengarangnya memiliki dua
buku yang diterbitkan dalam tahun yang sama dengan judul buku yang berbeda,
maka teknik yang digunakan adalah dengan menambahkan huruf (a,b) dibelakang
tahun terbit buku tersebut menurut Dibia dan Dewantara (dalam Undiksha,
2011:37).
Contoh :
Sumber
berupa buku terjemahan memiliki teknik penulisan yang berbeda. Dalam hal ini,
nama pengarang yang disebutkan adalah nama pengarang asli, tahun terbitnya
adalah tahun terbit naskah terjemahan, ditambahkan kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta judul naskah asli dan
tahun terbitnya, terakhir adalah kota penerbit dan penerbit terjemahan.
Contoh:
Sumber berupa artikel
Sebuah
artikel bisa terdapat dalam buku kumpulan karangan atau bisa juga dalam jurnal,
makalah, bulletin, dan koran. Dalam hal ini, judul artikel ditempatkan di antara
tanda petik rangkap (“….”), hurufnya dicetak biasa.
Contoh:
Bentuk
sumber yang ditulis mirib dengan artikel ialah makalah. Dalam hal ini, yang
perlu ditambahkan pada daftar pustaka makalah adalah nama temu ilmiah di mana
makalah itu disajikan dan tanggal penyelenggaraannya.
Contoh:
Sumber dari internet
Untuk
sumber dari internet, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada
contoh berikut.
Sumber-sumber lain
Sumber
lain yang dimaksud bisa berupa dokumen resmi, seperti undang-undang, peraturan
pemerintah, keputusan presiden, awig-awig desa adat, dan lain-lain. Dalam hal
ini kadang-kadang penerbitannya tidak disebutkan atau ada lembaga yang
bertanggung jawab menerbitkan, tetapi pasti bukan penulis perorangan. Untuk
itu, cara penulisannya dapat dilakukan sebagaimana contoh berikut.
Untuk materi atau sumber yang diambil dari skripsi,
tesis, dan atau disertasi, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu
pada contoh berikut.
Dimaksudkan
dengan daftar Kepustakaan atau daftar Bibliografi biasa pula disebut Bahan
Bacaan atau Referensi ialah sumber bahan dalam pembuatan risalah, skripsi, tesis,
disertasi atau karangan yang lain. Ini bisa berupa bahan berbagai jenis seperti
buku-buku, majalah, surat kabar, ensiklopedia, Undang-undang dan peraturan yang
lain (Asy’ari, 1984:87).
Teknik Menyusun Daftar pustaka
Semua
sumber pustaka yang dipakai dalam penulisan skripsi atau karya ilmiah lainnya,
baik yang ditunjuk secara eksplisit dalam teks maupun yang tidak secara
eksplisit ditunjuk, disusun dalam bentuk daftar pustaka. Setiap karya dicantumkan
dalam daftar semua umum dan lengkap
(Soemanto, 2005:35).
Perbedaan
daftar pustaka dengan catatan kaki yaitu :
1.
Kalau
catatan kaki menunjuk bagian atau halaman dari sumber pustaka secara khusus,
sedangkan daftar pustaka tidak demikian.
2.
Catatan
kaki diketik baris pertama masuk tujuh pukulan ketik dan baris-baris
selanjutnya dari tepi batas kiri, sedangkan daftar pustaka baris pertama
diketik mulai dari tepi dan baris selanjutnya masuk tujuh pukulan ketik.
-
Bentuk
catatan kaki
-
Bentuk
daftar pustaka :
Berikut ini bermacam-macam
contoh daftar pustaka berdasarkan variasi/jumlah pengarang.
a.
Sumber
pustaka dengan satu pengarang
b.
Sumber
pustaka dengan 2 dan 3 pengarang :
c.
Sumber
pustaka dengan lebih dari tiga pengarang :
Sumber pustaka yang lebih dari 3 orang yang berbahasa
asing :
d.
Sumber
pustaka yang mana editor sebagai pengarang
Catatan :
·
ed. = editor
·
e.
tb. = tanpa penerbit/tanpa
terbitan
·
t.
th. = tanpa tahun
·
ed.3 = edisi ke tiga
·
3
rd.ed. = the third edition
·
2
nd.ed. = the second edition
·
5
th.ed. = the fifth edition
e.
Salah
satu pengarang yang terhimpun dalam satu sumber pustaka :
f.
Lembaga
atau institusi sebagai pengarang
g.
Sumber
pustaka tanpa nama pengarang:
h.
Artikel
dari surat kabar:
i.
Artikel
dari majalah:
j.
Sumber
pustaka sekunder:
Catatan kakinya sebagai berikut:
k.
Sumber
pustaka yang tidak diterbitkan (misalnya pidato ilmiah, makalah, kertas kerja,
skripsi, dan sebagainya):
2.3
Penulisan Catatan Kaki
Catatan Kaki atau Foot note
adalah catatan yang dibuat di bagian kaki halaman teks. Ia sebagai penunjuk sumber
yang menyatakan darimana suatu kutipan atau kuotasi diambil, disebut juga
referensi (Asy’ari, 1984:78).
Catatan
Kaki berguna untuk:
(i)
menyatakan
sumber yang asli;
(ii)
menyatakan
pendapat;
(iii)
menjelaskan
istilah;
(iv)
menunjukan
ikhtisar;
(v)
dapat
berupa komentar yang dikemukakan dalam teks naskahnya.
Catatan kaki diberi nomor
kode urut sesuai dengan nomor kode kutipan atau kuotasi.
Adapun cara pengetikan
catatan kaki, dimulai setelah baris terakhir teks naskah diberi batas dengan
tanda sepanjang 14 ketukan dari margin kiri () dengan jarak satu spasi ganda atau 1 ½ spasi , atau
dengan lain perkataan jarak dari baris terakhir teks dengan catatan kaki
sebanyak tiga baris. Angka diketik agak ke atas dari teks biasa dimulai pada
tujuh ketukan dimulai dari margin kiri, seperti pada setiap alenia baru.
Yang mesti dicantumkan pada
catatan kaki adalah:
(i)
Nama
pengarang (tanpa gelar);
(ii)
Nama
buku atau judul karangan yang dikutip, lalu digaris bawahi;
(iii)
Nomor jilid buku (jika ada);
(iv)
Cetakan
(jika ada);
(v)
Nama
penerbit;
(vi)
Tempat
terbitan dan tahun terbitan; dan
(vii)
Nomor
halaman yang dikutip.
Catatan kaki diketik dengan
spasi tunggal, baris kedua dan seterusnya dimulai pada margin kiri.
Jarak antar baris dari satu
catatan kaki ke nomor berikutnya sama dengan spasi naskah yang dianut (1 ½
spasi atau 2 spasi).
Meskipun pada dasarnya ada
persamaan, namun adapula beberapa perbedaan bagaimana cara menuliskan catatan
kaki antara sumber dari buku, majalah atau surat kabar, naskah yang tidak
dipublikasikan untuk umum atau ensiklopedia. Berikut ini diberikan
contoh-contoh cara penulisan catatan kaki dari bebagai sumber yang berbeda,
untuk dibuat pedoman, sebagai berikut:
Sumber dari buku,
Jika ditelaah dari ketiga
contoh di atas terdapat perbedaan, meskipun tidak begitu banyak. Contoh pertama
ditulis oleh seorang pengarang, demikian juga contoh kedua, tapi pada yang
pertama ‘Buku yang dikutip” adalah Cetakan keempat, sedangkan pada yang kedua
tidak ada jilid atau Cetakan keberapa.
Contoh ketiga, ada judul
asli, pengarang, dan penerjemahnya. Yang keempat pengarangnya menggunakan nama
akronim, lalu dijelaskan nama lengkapnya. Demikian juga jika penulisnya menggunakan
nama samaran dan kita tahu nama sebenarnya, harus ditulis lengkap.
Contoh kelima, penulisnya
lebih dari seorang, caranya harus ditulis semuanya dengan lengkap, sedangkan
yang lain-lain sama.
Contoh keenam, sesudah nama
Pengarang/Penulis, ada disebutkan kata’et al. editor’. et al. singkatan “et
allie” artinya dengan orang lain. Ini menunjukan Pengarang/Penulisnya lebih
dari tiga orang, cukup dituliskan nama pertama saja dan berikutnya kata et al.
atau dkk = dan kawan-kawan.
Contoh ketujuh, sesudah nama
Pengaraang/Penulis dicantumkan dalam tanda kurung kata “ed”. Singkatan dari
“editor” artinya “penyusun”. Ini menunjukan bahwa di dalam buku-buku tersebut
ada banyak penulis artikel, itu semua di edit (susun) sistematikanya oleh
editor tadi.
Contoh kedelapan, menunjukan
bahwa tidak ada nama pengarang tapi ada Badan atau Lembaga yang membuat dan
mempunyai hak ciptanya. Nama Badan atau Lembaga itulah sebagai pengganti nama
pengarangnya.
Catatan kaki di sini ialah
catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber suatu kutipan,
pendapat, atau keterangan penyusunan mengenai suatu hal yang diuraikan dalam
teks. Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis
besarnya sama, yaitu secara beruntutan: nama pengarang, koma, judul buku, koma,
nomor cetakan, koma, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit,
koma, tahun penerbit, kurung tutup, koma, halaman yang ditulis dengan cara yang
singkat (hlm., p., atau h.) nomor halaman, dan titik (Alek dan Achamad,
2011:119-120).
Contoh :
1.
Alek
dan Achamad H.P.,L inguistic Umum,
cet. Ke-1, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009),
hal. 92-97.
2.
Bey
Arifin, Rangkaian Cerita dalam al-Qur’an,
cet. Ke-2, jilid 2 (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1972), h. 87.
Apabila pengarang suatu buku
lebih dari dua orang, hanya disebutkan nama pengarangnya yang pertama dan
setelah tanda koma dituliskan singkat et
al. (diberi garis bawah atau huruf miring atau huruf tebal). Singkatan itu
kepanjangan dari et alia (dengan orang
lain).
Apabila dua buah sumber atau
lebih pengarangnya sama, jika ingin menyebutkan lagi sumber yang terdahulu
harus dicantumkan nama pengarang dan diikuti dengan nama buku yang dimaksud.
Disini menggunakan istilah op. cit
ataupun loc. cit.
Teknik-teknik
Penunjukan
Dalam
menulis skripsi atau karya ilmiah lainnya, penulisannya sering harus menunjuk
karya-karya penulis lain secara khusus mengenai suatu hal yang
relevan/menunjang konsep atau persoalan yang ditulis. Berikut ini adalah
beberapa cara penunjukan.
a.
Penunjukan
dengan catatan kaki
Dalam menunjuk karya dari
penulis lain dapat digunakan “catatan kaki”. Cara ini dapat dilakukan dengan
menggunakan angka latin yang dibutuhkan dengan diangkat setengah spasi pada
akhir suku kata di mana penunjukan dimaksud terjadi. Mengenai karya yang
ditunjuk di samping dicantumkan dalam daftar kepustakaan juga dicantumkan pada
kaki halaman yang kemudian disebut catatan kaki atau “foot note” (Soemanto, 2005:29).
Berikut ini adalah contoh penunjukan dengan catatan kaki:
Beberapa
ketentuan dalam membuat catatan kaki adalah sebagai berikut:
1.
Catatan
kaki dicantumkan di kaki halaman, di baris-baris teks terakhir dipisahkan
sebuah garis horizontal sepanjang 20 pukulan ketik dimulai dari pinggir kiri serta
pada posisi 2 spasi di bawah baris terakhir teks yang bersangkutan.
2.
Nomor
catatan kaki diketik di bawah garis pemisah terangkat ½ spasi dengan
diidentasikan sebanyak 7 pukulan ketik, dan catatan kakinya segera pada posisi
½ spasi turun dari posisi nomornya.
3.
Catatan
kaki yang terdiri dari dua baris atau lebih baris kedua dan seterusnya diketik
dari pinggir kiri (tidak di-identitaskan), pengetikan dengan spasi tunggal.
4.
Apabila
suatu halaman terdapat lebih dari satu catatan kaki maka jarak antar catatan
kaki adalah 1,5 atau 2 spasi.
5.
Penomoran
urut untuk setiap catatan kaki adalah per bab, artinya setiap ganti bab nomor
urut catatan kaki mulai dengan nomor urut 1 begitu seterusnya.
6.
Apabila
menunjuk karya yang sama dari halaman yang sama secara berulang tanpa diselingi
penunjuk karya yang lain, dipakai perkataan Ibid.
Contoh :
Catatan : Ibid singkatan
dari “ibidem” yang berarti ditempat yang sama.
7.
Penunjukan
atas karya yang sama pada halaman yang sama tetapi sudah diselingi oleh
penunjuk karya yang lainnya, dipergunakan singkatan perkataan loc. cit yaitu
singkatan dari “locus citato” yang artinya di tempat yang telah disebut. Dalam
menggunakan loc. cit. nomor halaman karya yang ditunjuk tidak usah disebut
lagi. Perhatikan contoh sebagai berikut :
8.
Dalam
menunjuk karya yang sama tetapi halaman yang lain sesudah diselingi oleh penunjuk karya lain dipergunakan perkataan op. cit. (singkatan dari opere citato yang artinya di dalam
karangan yang baru disebut). Perhatikan contoh berikut :
9.
Apabila
penulis bermaksud agar pembaca membandingkan apa yang dikemukakan dengan
pendapat pengarang lain, dipergunakan singkat cf. (confer yang artinya
bandingkan). Periksa contoh berikut :
10. Dalam menunjuk karya terjemahan, yang mula-mula
dicantumkan adalah nama pengarang dan judul karya aslinya baru kemudian
penerjemahnya. Contoh :
11. Di dalam teks,
gelar-gelar kesarjanaan seperti : Prof., Dr., Drs., SH., MA., Msc., MPD., SU.,
dan sebagainya boleh dipergunakan tetapi dalam catatan kaki tidak usah
dicantumkan.
12. Ada catatan yang bukan penunjuk suatu karya, melainkan
keterangan pelengkap untuk suatu konsep, umpamanya:
b.
penunjukan
dengan nomor urut daftar pustaka
penunjukan suatu karya dapat dilakukan dengan jalan
menghubungkannya dengan daftar pustaka. Adapun menyebutnya yaitu sebagai
berikut:
1)
Tatkala
masih menyusun konsep penulisan atau teks, tiap penunjukan diberi tanda
sementara misalnya sebagai berikut : ( : 65). Ini artinya menunuk suatu karya
pada halaman 65, sedangkan nomor urut daftar pustaka belum disusun.
2)
Menyusun
daftar pustaka secara alfabetis, sekalius nomor-nomor urut setiap karya pustaka.
3)
Tiap
penunjukan kepada sumber pustaka dalam teks dilakukan dengan mencantumkan nomor
urut dari sumber yang ditunjuk dalam daftar putaka beserta dengan nomor halamannya.
Umpamanya penulis menunjuk karya Wasty Soemanto, pengantar psikologi terbitan
tahun 1987 yang kebetulan dalam daftar pustaka adalah nomor urut 25 dan yang
ditunjuk adalah halaman 4, maka penunjuk dilangsungkan sebagai berikut :
c. Penunjukan dengan nama pengarang
Nama
pengarang atau penulis karya dapat dipakai untuk penunjukan. Dalam penunjukan
dengan cara ini, pencantuman dengan cara pengarang/penulis karya dilengkapi
dengan informasi tentang tahun informasi tentang tahun karya dimaksud barulah
kemudian dibutuhkan nomor halaman yang ditunjuk. Contoh mengenai hal ini
misalnya (Hendyat Soetopo, 1984: 84-97) yang berarti menunjuk karya Hendyat Soetopo
tahun 1984 pada halaman 84-97, dan karya ini tercantum dalam daftar pustaka.
2.4
Latihan Soal
Identitas buku:
Judul :
Strategi: Konsep dan Aplikasinya
Penulis : Prof. Dr. Marimin Yamis, M.Hum., Prof.
Dr. Iskandar maeru, M. Hum., Dr Wasid Asak, M.Si.
Diterbitka oleh CV Angkasa
Jalan Sawo Raya No. 18
Jakarta 13220
Cetakan pertama, Juni 2011
Apabila kita ingin membuat kutipan langsung pendek
untuk memperoleh materi mengenai definisi kesulitan belajar, bagaimanakah kita
melakukannya dan bagaimanakah kita membuat daftar pustakanya serta bagaimanakah
kita membuat catatan kakinya?
Jawaban:
Penulisan kutipan langsung pendek
Atau:
Penulisan daftar pustaka
Penulisan catatan kaki menurut:
a)
S.
Imam Asy’ari yaitu sebagai berikut:
b)
Alek
dan H. Achmad H.P. yaitu sebagai berikut:
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian data di atas
kami dapat simpulkan bahwasannya:
1.
Kutipan
adalah pinjaman kalimat atau pendapat seseorang pengarang atau ucapan orang
terkenal yang terdapat dalam buku, majalah, jurnal, surat kabar, antologi,
hasil penelitian, dan penerbit-penerbitan lain.
2.
Daftar
pustaka adalah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah (misalnya
makalah atau skripsi) yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun
secara alfabetis.
3.
Catatan
kaki adalah catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber suatu
kutipan, pendapat, atau keterangan penyusunan mengenai suatu hal yang diuraikan
dalam teks.
3.2 Saran
Melalui makalah ini, diharapkan para mahasiswa atau pembaca memahami dan mampu membuat kutipan, daftar
pustaka, dan catatan kaki dengan baik, cermat dan benar. Namun “Tak ada gading yang tak retak”, makalah kami
masih jauh dari sempurna. Untuk itu, mohon kritik dan saran dari para pembaca
untuk perbaikan makalah kami. Dan penulis
menyarankan kepada pembaca agar lebih mendalami dan mempelajari terkait dengan
materi penulisan kutipan dan
daftar pustaka, karena dengan demikian sebagai calon guru
nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik demi kemajuan dari peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA
Alek dan H. Achmad H.P. 2011.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kencana.
Asy’ary, S. Imam. 1984. Petunjuk Teknis Menulis Naskah Ilmiah.
Surabaya : Usaha Nasional.
Dibia, I Ketut dan I Putu
Mas Dewantara. 2013. Bahasa Indonesia
Keilmuan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Soemanto, Wasty. 2005. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya
Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.
Untuk hasil yang lain bisa di cari di bawah ini:
IMPLIKASI TEKANAN MENTAL SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN
KONSEP CINTA KASIH DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA
MAGNET
TUHAN HAMPIR DITEMUKAN
TUHAN YANG MAHA ESA
KONSEP CINTA KASIH DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA
MAGNET
TUHAN HAMPIR DITEMUKAN
TUHAN YANG MAHA ESA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar